Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eksekusi Hukuman Mati: Ini Alasan Pemerintah Tolak Barter Tahanan Dengan Australia

Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) mengisyaratkan tidak akan menerima tawaran Australia yang menginginkan tukar-menukar tahanan untuk menyelamatkan dua terpidana mati kelompok Bali Nine yang berasal dari Negeri Kanguru itu.
Seorang polisi menjaga dua warga Australia terpidana mati dalam kasus penyelundupan 8,2kg heroin Andrew Chan (tengah) dan Myuran Sukumaran (kiri) saat akan menghadiri sidang peninjauan kembali (PK) di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, dalam foto arsip bertanggal 8 Oktober 2010./Antara
Seorang polisi menjaga dua warga Australia terpidana mati dalam kasus penyelundupan 8,2kg heroin Andrew Chan (tengah) dan Myuran Sukumaran (kiri) saat akan menghadiri sidang peninjauan kembali (PK) di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, dalam foto arsip bertanggal 8 Oktober 2010./Antara

Kabar24.com, JAKARTA --Sebelum Presiden Joko Widodo menolak tawaran barter tahanan dengan Australia, pemerintah Indonesia sudah memiliki sejumlah pertimbangan.

Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) mengisyaratkan tidak akan menerima tawaran Australia yang menginginkan tukar-menukar tahanan untuk menyelamatkan dua terpidana mati kelompok Bali Nine yang berasal dari Negeri Kanguru itu.

Seperti diketahui, dalam waktu dekat pemerintah Indonesia akan mengeksekusi tiga orang terpidana mati, dua orang warga negara Australia yaitu Andrew Chan dan Myuran Sukumaran serta satu warga negara Nigeria, Raheem Agbaje Salami.

"Boleh saja mereka (Australia) menawarkan tapi kita tetap pada ranah kita. Kita tetap laksanakan sesuai tugas sesuai kementerian dan lembaga," tutur Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdjiatno di Jakarta, Kamis (5/3/2015).

Tedjo menyerahkan diplomasi dan tawaran pihak Australia untuk barter terpidana mati tersebut ke Kementerian Luar Negeri.

Namun, Tedjo kembali menegaskan bahwa tiga orang terpidana mati tersebut tetap akan dieksekusi.

"Tentunya mereka akan bicara sesama Menlu," tukasnya.

Seperti diketahui, kepada wartawan Presiden Jokowi akhirnya menyatakan tidak akan menerima tawaran barter tahanan dengan Australia yang ingin menyelamatkan dua warganya dari eksekusi hukuman mati di Indonesia.

Selanjutnya, klik EKSEKUSI HUKUMAN MATI, Presiden Tegaskan Tolak Barter Australia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper