Bisnis.com, JUBA--Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan kelompok bersenjata tak dikenal menculik sedikitnya 89 anak-anak yang sedang melaksanakan ujian sekolah di Utara negara bagian Upper Nile, Sudan Selatan.
Badan PBB yang khusus menangani masalah pendidikan dan anak-anak, Unicef, memberi pernyataan dalam sebuah e-mail hari ini, Sabtu (21/2/2015), yang menyebutkan anak-anak tersebut yang rata-rata berusia 13 tahun diculik di Wau Shilluk dekat Malakal.
Unicef menyebutkan selain anak-anak, 6 guru juga ikut diculik kelompok bersenjata tersebut. Menurut mereka jumlah yang diculik bisa saja jauh lebih banyak dari yang telah diidentifikasi saat ini.
"Menurut saksi, tentara bersenjata mengepung masyarakat dan menggeledah rumah demi rumah. Laki-laki lebih tua dari 12 tahun dibawa pergi dengan paksa," ungkap Unicef.
Sementara itu, Juru Bicara Unicef John Budd mengatakan penculikan tersebut berlangsung pada 15 Februari lalu. Adapun Perwakilan Unicef di Sudan Selatan Jonathan Veitch mendesak kelompok itu untuk segera membebaskan anak-anak.
"Unicef mengingatkan semua pihak yang terlibat dalam konflik bahwa perekrutan dan penggunaan anak-anak dalam angkatan dan kelompok bersenjata merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional," kata Veitch.
Menurut Unicef, kelompok-kelompok bersenjata di Sudan Selatan telah merekrut dan mengerahkan sekitar 12.000 anak-anak sepanjang tahun lalu. Hal tersebut disebabkan adanya pertempuran antara pemerintah Presiden Salva Kiir dan pemberontak yang bersekutu dengan mantan wakilnya, Riek Machar.
Konflik itu sendiri meletus di Sudan Selatan pada Desember 2013, ketika kisruh perebutan kekuasaan dalam partai yang berkuasa berubah menjadi kekerasan dan melibatkan etnis-etnis tertentu. Puluhan ribu orang telah tewas dan lebih dari 2 juta orang meninggalkan rumah mereka karena bentrokan.