Bisnis.com, DENPASAR - Grup band asal Kuta, Bali, Superman Is Dead atau SID, menilai anjuran sebagian warga Australia memboikot Bali terkait hukuman mati Myuran Sukumaran dan Andrew Chan sangat berlebihan.
Grup beranggotakan Jerinx, Bobby Cool, dan Eka Rock memahami upaya meminta keringanan hukuman terhadap dua tersangka penyelundup narkoba itu.
"Mereka pikir Bali tidak bisa hidup tanpa Aussie? Idiot! Yang ada malah kebalikannya, Aussie yang tidak bisa hidup tanpa Bali," ujarnya dalam pernyataan sikap yang diunggah di media sosial, Senin (16/2/2015).
Menurutnya, selama ini warga Australia justru mendapat keuntungan wisata ke Bali, karena murah dan dekat serta disambut kehangatan masyarakat dan budaya.
SID mengungkapkan Australia selama tidak menyadari jika Bali sudah muak dengan kelakuan sebagian warga mereka di Pulau Dewata yang sering memperlakukan warga dan budaya lokal seenaknya hanya karena bisa membeli dengan dollar.
SID meminta agar warga Australia tidak terlalu percaya diri dan menganggap hukum di Indonesia dapat dibengkokkan hanya dengan ancaman boikot Bali.
"Harus mereka ketahui, kelakuan sebagian warga mereka sangat meresahkan dan Bali tidak perlu turis-turis sampah seperti itu," ujarnya.
Australia diminta menghormati hukum di Indonesia, sama seperti ketika warga Indonesia bertamu dan mematuhi segala hukum yang berlaku di negara tersebut.
"Bali tidak butuh sampah. Tidak ada negara yang butuh sampah. Respect! That's what we all need," tutup grup bermarkas di Gang Poppies, Kuta ini.