Bisnis.com, BEIRUT - Pemerintah Lebanon pada Rabu (4/2/2015) mengutuk "kejahatan brutal yang dilakukan terhadap pilot Yordania Maaz al-Kassasbeh oleh kelompok Negara Islam (IS)", dan menegaskan kematian pilot itu membuat kecewa semua rakyat Lebanon.
Menteri Penerangan Lebanon Ramzi Jrij mengatakan setelah satu pertemuan kabinet bahwa "para menteri menyampaikan keterkejutan mereka", dan mengutuk kemunduran yang telah diciptakan oleh ideologi buram ini".
Secara terpisah, kabinet Lebanon menggaris-bawahi bahwa Lebanon "akan berjuang memerangi aksi teror kaum takfiri" --kelompok yang menyebut orang lain sebagai kafir. Kabinet Lebanon menyatakan pemerintah "memberi jaminan politik penuh kepada miliat dan pasukan keamanan saat mereka melaksanakan kewajiban mereka menghadapi pelaku teror".
Kabinet Lebanon juga mengutuk pemboman yang ditujukan kepada satu bus yang membawa warga negara Lebanon di Damaskus, Ibu Kota Suriah, sehingga menewaskan sembilan orang, termasuk enam peziarah Syiah Lebanon.
Selain itu, Kabinet Lebanon juga sepakat untuk menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintan Turki mengenai "kerja sama di bidang pelatihan personel militer".
Di satu rekaman video yang disiarkan pada Selasa (3/2), pilot Jordania al-Kassasbeh terlihat memakai seragam terjun warga oranye dan dikelilingin oleh mujahid yang berkedok dan memegang senjata, sebelum ia terlihat berada di dalam kurungan logam dan tubuhnya terlihat dibasahi bahan bakar".
Salah seorang gerilyawan itu menyalakan api yang menyalakan ke dalam kurungan dan membakar pilot tersebut hidup-hidup.
Pemerintah Jordania pada Selasa (3/2) mengkonfirmasi dibunuhnya pilot berkebangsaan Jordania yang ditawan oleh IS, demikian laporan kantor berita resmi Yordania, Petra. Pada hari yang sama, Angkatan Bersenjata Yordania menyatakan akan melakukan pembalasan atas dibunuhnya pilot tersebut.
Militer mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa militer berusaha menjamin pembebasan pilot itu tapi kelompok fanatik tersebut berkeras untuk membunuhnya.
Di dalam pidato yang disiarkan oleh televisi Yordania, Raja Jordania Abdullah II menyerukan persatuan setelah dibunuhnya pilot tersebut oleh IS.
Raja Yordania itu mengatakan pilot tersebut "gugur dalam membela bangsa, negara dan agamanya". Ia menambahkan, "Kewajiban semua warga negara lah untuk bersatu pada saat sulit ini, yang hanya akan membuat kita lebih kuat lagi." Pilot berkebangsaan Jordania itu ditangkap tahun lalu, setelah pesawatnya jatuh di Suriah.