Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

6 Perusahaan Global Dijagokan sebagai Perusahaan dengan Praktik Bisnis Terburuk

Sedikitnya enam perusahaan global dinominasikan sebagai korporasi dengan praktik bisnis terburuk karena diduga melanggar hak asasi manusia (HAM) dan lingkungan. Pemenangnya akan diganjar Public Eye Award bersamaan dalam acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.
Public eye award/sueddeutsche.de/yus
Public eye award/sueddeutsche.de/yus

Kabar24.com, JAKARTA: Sedikitnya enam perusahaan global dinominasikan sebagai korporasi  dengan praktik bisnis terburuk karena diduga melanggar hak asasi manusia (HAM) dan merusak lingkungan.

Pemenangnya akan diganjar Public Eye Award yang akan diserahkan dalam satu kegiatan, bersamaan dengan acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, 21-24 Januari 2015.

The Berne Declaration dan Greenpeace Swiss memberikan Public Eye Award sejak 2000 terkait dengan praktik buruk perusahaan yang menyangkut maslaah HAM dan lingkungan.

"Penghargaan aib itu untuk perusahaan dengan catatan sangat buruk atas HAM dan lingkungan," demikian pernyataan bersama the Berne Declaration dan Greenpeace Swiss, Rabu (21/01/2015).

Enam perusahaan yang dinominasikan memiliki catatan buruk mengenai HAM dan lingkungan itu yakni Dow Chemical Company (AS) diduga bertanggung jawab pada musibah Bhopal, Chevron (AS) diduga bertanggung jawab pada hutan di Ekuador, Gazprom (Rusia) diduga menolak menerapkan praktik internasional pada pengeborannya di Kutub Utara.

Kemudian, Golden Sachs (AS) diduga bertanggung jawab pada krisis zona Eropa; Glencore (Swiss) diduga bertanggung jawab pada polusi lingkungan serta Walmart (AS) terkait dengan dugaan masalah buruh dan rantai pasokannya.

Penyerahan penghargaan aib tersebut akan dilakukan pada 23 Januari di Hotel Montana, Davos, Swiss. Publik bisa memberikan pilihannya pada http://publiceye.ch/ yang saat ini sedikitnya sudah menjaring 59.359 suara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anugerah Perkasa
Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper