Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANJIR BANDUNG SELATAN: Citarum Harus Dikeruk

Pelaku usaha di Kabupaten Bandung Jawa Barat mendesak pemerintah serius dalam mengentaskan masalah banjir yang biasa terjadi akibat luapan Sungai Citarum.

Kabar24.com, BANDUNG--Pelaku usaha di Kabupaten Bandung Jawa Barat mendesak pemerintah serius dalam mengentaskan masalah banjir yang biasa terjadi akibat luapan Sungai Citarum.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bandung Ferry Sandiana mengatakan banjir yang terus terjadi setiap musim hujan telah merugikan para pengusaha karena aktivitas produksi maupun pengiriman menjadi terhambat.

"Apalagi kalau perusahaan yang berorientasi ekspor kan harus tepat waktu. Kalau tidak produksi atau akses pengiriman terganggu banjir menyebabkan kerugian besar," katanya, Selasa (23/12).

Menurut dia, hampir sepekan semua pelaku usaha baik industri besar dan kecil menjadi korban dan diperkirakan mengalami kerugian miliaran rupiah.

Apalagi, jika banjir ini tak kunjung surut, kerugian pengusaha bisa lebih besar lagi. Kerugian tak hanya dialami pengusaha tapi juga pekerja.

Dia melanjutkan saat ini kerugian pun dialami oleh pengusaha properti di kawasan Buah batu, Bojongsoang, dan sekitarnya. Meski di pemukiman yang mereka dirikan aman dari banjir, namun tetap akses jalannya terkena dampak.

"Ketika Dayeuhkolot dan Baleendah banjir, kendaraan semua lewat Buah Batu-Bojongsoang. Itu menimbulkan kemacetan parah setiap hari. Ini juga jadi masalah," ujarnya.

Dia menjelaskan dalam mengatasi persoalan banjir ini, sudah saat pemerintah mengatasinya dengan pola permanen dan tuntas. Sebab, apa yang terjadi meskipun anggaran yang telah digelontorkan mencapai miliaran rupiah tak kunjung membuahkan hasil.

"Seharusnya memakan formula yang paten kalau pemerintah kan punya banyak ahli yang bagus dan anggaran yang kuat. Karena banjir ini merugikan semua sektor kehidupan, bukan hanya dunia usaha," ujarnya.

Sementara itu, selama 2014 Walhi Jabar mencatat bencana banjir di Jabar menenggelamkan 85.600 hektare sawah.

Direktur Walhi Jabar Dadan Ramdan mengatakan banjir terus meluas karena kerusakan layanan alam daerah aliran sungai di Jabar terus berlangsung. Beberapa fenomena krisis lingkungan hidup dan menurunnya layanan alam di antaranya lahan yang tetap kritis.

"Lahan kritis yang tersebar di 199 daerah aliran sungai di Jabar. Lahan kritis akan berpotensi pada peningkatan sedimentasi dan erosi tanah. Luasan lahan kritis di Jabar mencapai 392.000 ha," katanya.

Dia menyebutkan tabungan kerugian ekologis bisa mencapai Rp16,4 triliun dan kerugian akibat bencana pada tahun 2014 mencapai Rp3,99 triliun.

Dia menjelaskan proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan investasi yang terus menerus tanpa kebijakan dan perencanaan ekologis yang matang telah mengakibatkan siklus hidrologi berubah drastis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper