Bisnis.com, BANGKOK – Menyusul rencana Pemerintahan Militer Junta untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, Thailand recana menaikkan pajak pertambahan nilai (valued-added tax) minimal 1 persentase poin tahun depan dari tingkat 7% saat ini.
Pemerintah menyampaikan untuk tahun fiskal mendatang, Negeri Seribu Pagoda membutuhkan alokasi belanja yang lebih tinggi yaitu sekitar 2,88 triliun baht atau setara US$87,5 miliar. Oleh karena itu, negara itu siap untuk sedikit melebarkan defisit anggaran.
“Defisit bujet negara akan berada di tingkat minimal 300 miliar baht,” ungkap Menteri Keuangan Sommai Phasee di Bangkok, Senin (1/12).
Adapun, sebelumnya pemerintah telah menyusun alokasi bujet sebesar 2,6 triliun baht dengan proyeksi defisit sebesar 250 miliar baht.
Sebelumnya, pemerintah Thailand juga telah menandatangani sejumlah proyek pembangunan infrastruktur.
Untuk memulihkan ekonomi pascakrisis politik Mei lalu, Junta ingin fokus menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produksi pertanian melalui sejumlah program pro petani.
Untuk proyek-proyek pembangunan itu, Sommai mengungkapkan pemerintah membutuhkan lebih banyak dana.
Selain proyek infrastruktur, lanjutnya, pemerintah juga akan mereformasi sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan publik.
“Maka kita akan naikkan PPn, satu persentase poin akan cukup,” katanya.