Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Slovenia Serukan Pengakuan Negara Malaysia

Presiden Slovenia Borut Pahor pada Selasa (18/11/2014) menyatakan pengakuan segera Negara Palestina akan menjadi alat bagi proses perdamaian Timur Tengah.
Slovenia akan terus mengamati secara seksama apa yang sedang terjadi. /Bisnis.com
Slovenia akan terus mengamati secara seksama apa yang sedang terjadi. /Bisnis.com

Bisnis.com, LJUBLJANA - Presiden Slovenia Borut Pahor pada Selasa (18/11) menyatakan pengakuan segera Negara Palestina akan menjadi alat bagi proses perdamaian Timur Tengah.

Sudah tiba waktunya bagi masyarakat dunia untuk memulai prosedur bagi pengakuan Pemerintah Palestina sebagai Pemerintah Negara Merdeka. Upaya semacam itu akan mendorong Palestina dan Israel mencari terobosan mengenai prinsip dua-negara, kata Slovenian Press Agency --yang mengutip Pahor.

Pada Oktober Pahor menerima surat kepercayaan wakil diplomatik Palestina Salah Abdesh-Shafi dengan penghormatan penuh.

Salah Abdesh-Shafi menyerahkan surat kepercayaannya kepada Pahor dengan nama Duta Besar Palestina, protokol yang disediakan bagi duta besar berkuasa penuh negara asing.

Itu adalah untuk pertama kali sejak Ljubljana memutuskan untuk meningkatkan status misi Palestina pada awal tahun ini, kata media massa Slovenia, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu (19/11/2014) pagi.

Berdasarkan kebijakan paling akhir tersebut, Kepala Misi Diplomatik Palestina untuk Slovenia akan menyerahkan surat kepercayaannya langsung kepada pemimpin tinggi Slovenia.

Kementerian Luar Negeri Slovenia juga akan mengganti Pemerintah Otonomi Palestina dengan sebutan Palestina dalam komunikasi resmi bilateral, kata Kantor Kepresidenan di dalam satu pernyataan 3 pekan lalu.

Slovenia telah berusaha mendorong kerja sama dengan Palestina dan mendukung pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina.

Pahor mengunjungi Wilayah Palestina dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, pada Juli 2011, ketika ia masih menjadi perdana menteri Slovenia.

Pada Senin (17/11), Menteri Luar Negeri Slovenia Karl Erjavec mengatakan pengakuan Negara Palestina akan menjadi langkah ke arah yang tepat.

Namun ia menyatakan pada akhir Oktober bahwa Slovenia takkan secara resmi mengakui Negara Palestina sampai Uni Eropa (UE) mengambil sikap bersama mengenai masalah tersebut.

Bukannya memberi jawaban jelas terhadap satu pertanyaan tentang status Palestina dalam satu sidang Komite Kebijakan Luar Negeri di Parlemen, Erjavec mengatakan Slovenia akan terus mengamati secara seksama apa yang sedang terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper