Bisnis.com, JAKARTA-Semanggi merupakan nama jembatan atau jalan layang yang melingkar-lingkar dan kemudian menjadi sebuah kawasan di Jakarta Selatan.
Letaknya di atas persimpangan jalan Sudirman dan jalan Gatot Subroto, di depan atau tak jauh dari Markas Polda Metro Jaya atau masuk wilayah Karet, Setiabudi.
Jembatan tersebut menjadi semacam poros lalu lintas Ibu Kota dan sekaligus menjadi simbol kemakmuran perekonomian.
Menurut Zaenuddin HM, dalam buku karyanya berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman, terbitan Ufuk Press pada Oktober 2012, jembatan Semanggi itu digagas oleh Presiden Soekarno (Bung Karno).
Proyek itu dimulai pada 1961, yang awal pendiriannya banyak kalangan mengkritik keras karena dianggap sebagai proyek mercusuar, sementara masih banyak rakyat hidup dalam kemiskinan.
Pembangunan jembatan Semanggi merupakan satu paket dengan pembangunan Gelora Senayan dan Hotel Indonesia.
Akhirnya pada 1962 jembatan Semanggi diresmikan dan menjadi sarana publik khususnya di Jakarta. Mengapa namanya jembatan Semanggi?
Duhulunya kawasan itu berupa rawa-rawa dan banyak tumbuh pohon Semanggi yakni sejenis paku air (salviniales) yang struktur daunnya agak menyatu atau bertumbuk.
Bung Karno sengaja memilih daun pohon itu sebagai nama jembatan dengan alasan yang filosofis. Menurut Bung Karno, susunan daun Semanggi bisa melambangkan persatuan bangsa ini.
Dengan bersatu akan menjadi kuat, demikain pula Jembatan Semanggi itu menyatukan berbagai wilayah di Ibu Kota, sekaligus berarti mempersatukan segenap bangsa ini.