Bisnis.com, JAKARTA – Setiap tanggal 13 November, Indonesia memperingati tragedi Semanggi 1 dan tahun 2023 adalah peringatan 25 tahun tragedi Semanggi I.
Tragedi Semanggi I merupakan kejadian protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Kejadian yang dikenal dengan Tragedi Semanggi I terjadi pada tanggal 11-13 November 1998, masa pemerintah transisi Indonesia.
Dikutip laporan bisnis.com, KontraS mengakui tragedi Semanggi I, telah menewaskan lima orang mahasiswa, di antaranya BR Norma Irmawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Atma Jaya, Engkus Kusnadi, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Heru Sudibyo, Universitas Terbuka, Sigit Prasetyo, Universitas Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) dan Teddy Wardani Kusuma, Institut Teknologi Indonesia (ITI) serta melukai sebanyak 253 orang lainnya.
Sejarah Tragedi Semanggi I
Pada bulan November 1998 pemerintahan transisi Indonesia mengadakan Sidang Istimewa untuk menentukan Pemilu berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan. Mahasiswa bergolak kembali karena mereka tidak mengakui pemerintahan Bacharuddin Jusuf Habibie dan tidak percaya dengan para anggota DPR/MPR Orde Baru. Mereka juga mendesak untuk menyingkirkan militer dari politik serta pembersihan pemerintahan dari orang-orang orde baru.
Masyarakat dan mahasiswa menolak Sidang Istimewa MPR 1998 dan juga menentang dwifungsi ABRI/TNI. Sepanjang diadakannya Sidang Istimewa itu masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap hari melakukan demonstrasi ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Peristiwa ini mendapat perhatian sangat besar dari seluruh Indonesia dan dunia internasional.
Baca Juga
Alur Tragedi Semanggi I
• Pada tanggal 11 November 1998, mahasiswa dan masyarakat yang bergerak dari Jalan Salemba menghadapi bentrok dengan Pamswakarsa di kompleks Tugu Proklamasi.
• Pada tanggal 12 November 1998, ratusan ribu mahasiswa dan masyarakat bergerak menuju ke gedung DPR/MPR dari segala arah, Semanggi-Slipi-Kuningan, tetapi tidak ada yang berhasil menembus ke sana karena dikawal dengan sangat ketat oleh tentara, Brimob, dan juga Pamswakarsa.
Pada malam hari terjadi bentrok di daerah Slipi dan Jl. Sudirman, puluhan mahasiswa masuk rumah sakit. Ribuan mahasiswa dievekuasi ke Atma Jaya. Satu orang pelajar yaitu Lukman Firdaus, terluka berat dan masuk rumah sakit, kemudian meninggal dunia.
• Jumat, 13 November 1998, mahasiswa dan masyarakat bergabung dan mencapai daerah Semanggi dan sekitarnya, bergabung dengan mahasiswa yang sudah ada di kampus Universitas Atma Jaya Jakarta.
Namun, Jalan Sudirman sudah dihadang oleh aparat sejak malam hari dan pagi, hingga siang harinya jumlah aparat semakin banyak guna menghadang laju mahasiswa dan masyarakat.
Mahasiswa bersama masyarakat dikepung dari dua arah sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan kendaraan lapis baja. Hal tersebut membuat masyarakat melarikan diri, sementara mahasiswa mencoba bertahan. Namun, saat itu juga terjadilah penembakan dan beberapa mahasiswa tertembak dan meninggal seketika di jalan. (Maria Elfika Simplisia)