Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONFLIK UKRAINA DAN SURIAH: Unicef Desak Negara Konflik Lindungi Anak-Anak

Organisasi Anak PBB (UNICEF) pada Jumat (7/11/2014), setelah serangan mematikan terhadap sekolah di Ukraina dan Suriah pekan ini, menyerukan semua pihak yang berkonflik agar menjauhkan anak-anak dari tempat berbahaya.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, NEW YORK--Organisasi Anak PBB (UNICEF) pada Jumat (7/11/2014), setelah serangan mematikan terhadap sekolah di Ukraina dan Suriah pekan ini, menyerukan semua pihak yang berkonflik agar menjauhkan anak-anak dari tempat berbahaya.

Sebelumnya, bom mortir menghantam satu sekolah dasar pada Rabu (5/11) di Kabupaten Qaboun di bagian timur Ibu Kota Suriah, Damaskus, menewaskan sedikitnya 11 anak kecil dan melukai banyak lagi.

Badan PBB tersebut menyatakan kejadian itu merupakan "kenangan mengerikan" mengenai tebusan yang dibayar generasi muda akibat perang.

Serangan di Qaboun adalah yang paling akhir dalam serangkaian serangan membabi-buta terhadap sekolah, guru dan murid.

Dalam sembilan bulan pertama 2014 saja, PBB di Suriah telah mencatat tak kurang dari 35 peristiwa semacam itu, yang menewaskan 105 anak kecil dan melukai 293 anak lagi.

Wakil UNICEF di Suriah Hanaa Singer mengatakan jumlah anak-anak yang menjadi korban dipastikan lebih banyak lagi jumlahnya.

"Jumlah pasti diduga jauh lebih banyak, dan ada petunjuk bahwa serangan beberapa daerah mungkin telah dilakukan dengan sengaja," kata Singer, sebagaimana dikutip dari antara, Sabtu (8/11/2014).

Diapun menyampaikan simpatinya yang paling dalam kepada keluarga anak kecil yang telah kehilangan nyawa mereka atau telah cedera.

Sementara itu, pada Rabu (5/11/2014) dua anak tewas dan empat anak cedera di negara lain, Ukraina, ketika satu bom artileri menghantam lapangan olah raga sekolah di Kota Donetsk.

Wakil UNICEF Christophe Boulierac mengatakan lembaga tersebut geram saat mengetahui korban jiwa itu dan menyampaikan simpati kepada keluarga anak-anak tersebut.

Boulierac menekankan UNICEF telah berulangkali memperingatkan semua pihak dalam konflik itu agar memikul tanggung jawab mereka untuk melindungi anak-anak, sekolah dan prasarana sipil lain dalam konflik.

"Sekolah harusnya menjadi zona perdamaian dan tempat aman agar anak-anak bisa belajar tanpa takut kehilangan nyawa atau cedera," katanya.

Boulierac mengingatkan semua pihak dalam setiap konflik memiliki kewajiban khusus berdasarkan hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional untuk memberi perlindungan khusus buat anak-anak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper