Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ISLAMIC STATE (IS): Penerimaan Penjualan Minyak US$5 Juta/Hari

Kelompok garis keras Negara Islam (IS) menerima sekitar US$5 juta setiap hari dari penjualan minyak, kata Sekretaris Jenderal Partai Komunis Irak Hamid Majid Musa kepada Badan Informasi Internasional Rossiya Segodnya, Kamis (2/10/2014).
Wartawan AS Steven Sotloff dipenggal oleh ISIS/Reuters
Wartawan AS Steven Sotloff dipenggal oleh ISIS/Reuters

Bisnis.com, MOSKOW - Kelompok garis keras Negara Islam (IS) menerima sekitar US$5 juta setiap hari dari penjualan minyak, kata Sekretaris Jenderal Partai Komunis Irak Hamid Majid Musa kepada Badan Informasi Internasional Rossiya Segodnya, Kamis (2/10/2014).

"Negara Islam kemungkinan menerima sekitar US$5 juta per hari dari penjualan minyak saja," kata Musa, "karena mereka telah mendapatkan kontrol atas ladang minyak yang secara kumulatif bisa memberikan persis pendapatan itu."

Musa melanjutkan dengan mengatakan bahwa jumlah itu mungkin meskipun para pejuang IS, yang juga dikenal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) menjual minyak secara ilegal dengan harga sangat rendah, dan perdagangan minyak ilegal di Irak adalah pasar yang besar, menjadi domain dari organisasi mafia.

"Ada banyak cara untuk menyelundupkan minyak agar meninggalkan Irak. Dan minyak pergi secara ilegal ke negara-negara yang mengaku akan berjuang melawan Negara Islam," kata sekjen, menyebut Turki sebagai salah satu negara itu.

Musa menyalahkan IS bisa mendapatkan BBM untuk membantu pihak luar, terutama dari negara-negara di Teluk Persia.

Organisasi garis keras itu bahkan telah berhasil mengumpulkan pajak di wilayah di bawah kekuasaan mereka, mengumpulkan sekitar 15 juta per bulan di Mosul saja.

Negara Islam adalah kelompok garis keras yang telah memerangi pemerintah Suriah sejak 2012 itu melancarkan serangan di Irak utara pada Juni 2014, juga mengumumkan pembentukan khilafah di wilayah yang dirampasnya.

Koalisi pimpinan AS menghadapi IS dan telah melakukan serangan udara terhadap posisi-posisi mereka di Irak dan Suriah, dan berusaha menghambat kemajuan IS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper