Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENYALURAN RASKIN: Bulog Menolak, Pemda Riau Belum Bayar Utang

Badan Urusan Logistik Divisi Regional Riau dan Kepulauan Riau mengancam tidak akan menyalurkan beras untuk orang miskin atau raskin, karena menumpuknya utang pemerintah daerah kepada perusahaan umum milik negara tersebut.
Bisnis.com, PEKANBARU — Badan Urusan Logistik Divisi Regional Riau dan Kepulauan Riau mengancam tidak akan menyalurkan beras untuk orang miskin atau raskin, karena menumpuknya utang pemerintah daerah kepada perusahaan umum milik negara tersebut.
 
Faruq Octobri Qomary, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Riau dan Kepulauan Riau, mengatakan utang seluruh pemerintah daerah di Riau dan Kepulauan Riau mencapai Rp13,47 miliar. Nilai tersebut setara dengan 8.422 ton beras yang disalurkan seharga Rp1.600 per ton.
 
“Kami akan menghentikan sementara penyaluran raskin ke daerah yang masih memiliki utang, sampai mereka melunasi penyaluran bulan sebelumnya,” katanya di Pekanbaru, Selasa (9/9).
 
Faruq menuturkan hampir seluruh kabupaten dan kota yang ada di kedua provinsi tersebut memiliki utang yang cukup besar kepada Bulog. Dia mencatat hanya Tembilahan yang tidak memiliki utang kepada perusahaan, dan akan tetap menyalurkan raskin secara normal.
 
Menurutnya, Dumai menjadi daerah yang memiliki utang penyaluran raskin paling besar di Riau dan Kepulauan Riau, dengan nilai mencapai Rp4,95 miliar. Menumpuknya utang Dumai tersebut disebabkan tidak kunjung membayar penyaluran raskin selama tiga bulan.
 
“Meski utangnya paling besar, kami tidak khawatir dengan Dumai, karena akan dibayarkan oleh pemerintah kota,” ujarnya.
 
Bahkan, Tanjung Pinang dan Bengkalis masih memiliki utang untuk pembayaran raskin yang disalurkan pada 2010. Tanjung pinang masih memiliki utang Rp58 juta, sedangkan Bengkalis mencapai Rp98 juta.
 
Pagu raskin untuk Riau dan Kepulauan Riau sendiri mencapai 4.385 ton per bulannya. Saat ini, pasokan beras yang ada di Bulog Divre Riau dan Kepulauan Riau mencapai 13.339 ton, sehingga mencukupi kebutuhan hingga tiga bulan ke depan.
 
Faruq meminta pemerintah daerah segera melunasi penyaluran raskin ke daerah, agar program raskin dapat terus berjalan. Apalagi, sejumlah masyarakat di kedua wilayah tersebut telah membayar untuk mendapatkan jatah beras.
 
Sebelumnya Bulog Divre Riau dan Kepulauan Riau memanfaatkan outlet Bulog Mart untuk menambah penyerapan beras. Perusahaan juga mengandalkan kerja sama dengan pedagang beras untuk menyalurkan beras ke masyarakat.
 
Dalam kerja sama tersebut, pedagang yang telah melalui proses survei kelayakan akan mendistribusikan beras dari Bulog Mart dengan harga yang lebih murah.
 
Bulog juga mengaku kesulitan menyerap beras dari petani lokal yang ditargetkan mencapai 3.500 ton sepanjang tahun ini. Minimnya sentra penghasil beras di Riau, membuat Bulog harus mendatangkan pasokan dari daerah sekitar provinsi tersebut.
 
Mayoritas gabungan kelompok tani yang ada di Riau hanya memproduksi beras untuk kebutuhan lokal dan dalam skala kecil. Selain itu, hanya daerah Pelalawan, Kampar, dan Siak yang memiliki lokasi pertanian.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper