Bisnis.com, MEDAN--Kinerja ekspor pertanian dan pertambangan Sumatra Utara masih tumbuh 13,31% secara year on year pada Januari hingga Juli 2014 di tengah fluktuasi harga beberapa komoditas.
Berdasarkan data realisasi surat keterangan asal (SKA) ekspor hasil pertanian dan pertambangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, totalnya mencapai US$3,06 miliar atau 3,26 juta ton.
Kendati begitu, realisasi ekspor pada Juli 2014 hanya meningkat tipis yakni US$480,38 juta dari US$426,73 juta pada Juli 2013. Adapun, dari sisi volume, total ekspor pada bulan lalu justru menurun yakni 480.327 ton dari 484.008 ton.
Adapun, pertumbuhan ekspor hingga Juli 2014 tersebut melambat dibandingkan dengan pertumbuhan YoY semester I/2014 yakni 13,4%.
Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Disperindagsu Fitra Kurnia memerinci tren penurunan ekspor komoditas pertanian Sumut dialami beberapa komoditas yakni karet, biji coklat, hortikultura, dan kopi.
Semetara itu, pertumbuhan masih ditopang oleh kinerja ekspor komoditas rempah-rempah, minyak kelapa, dan hasil laut seperti udang.
"Penurunan ekspor beberapa komoditas terus terjadi. Biji coklat secara YoY turun 54,4%, hortikultura turun 41,4%. Karet turun 35,9%, dan kopi instan serta robusta masing-masing menurun 22,8% dan 47,7%," ujar Fitra, Senin (25/8/2014).
Lebih lanjut, Fitra memaparkan, pertumbuhan kinerja tertinggi masih didominasi komoditas rempah-rempah yang terdiri dari cengkeh, kayu manis, kemiri, kapulaga, kemenyan, kencur kering, dan biji pinang yakni hingga 87,6% YoY. Adapun total nilai ekspor rempah-rempah hingga Juli 2014 US$13,37 juta atau 7.467 ton.
Selain itu, ekspor udang terus menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 87,2% YoY atau US$185,4 juta dan volume 16.504 ton. Udang asal Sumut terutama diekspor ke Amerika Serikat, Malaysia, Italia, Singapura, dan Belgia.
"Jika dilihat dari total nilai realisasinya, CPO masih paling atas US$2,18 miliar atau 2,9 juta ton. Selain itu, kendati turun, karet juga masih menjadi salah satu unggulan dengan total nilai US$243,8 juta atau 120.271 ton," tambah Fitra.
Sekretaris Gabungan Perusahaan Eksportir (GPEI) Sumut Sofyan Subang menuturkan, untuk menghadapi Asean Economic Community (AEC) pada tahun depan, pemerintah daerah harus mempersiapkan eksportir.
Pemda, lanjut Sofyan, harus dapat merangsang dan mendorong eksportir dalam negeri untuk menciptakan nilai tambah terhadap produk yang mereka ekspor.
Ekspor Pertanian Sumut Tumbuh 13,31%
Kinerja ekspor pertanian dan pertambangan Sumatra Utara masih tumbuh 13,31% secara year on year pada Januari hingga Juli 2014 di tengah fluktuasi harga beberapa komoditas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Febriany Dian Aritya Putri
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu