Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah pusat menjadikan Jawa Tengah sebagai model program Pemberdayaan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri secara otonom, karena dinilai pertumbuhan usaha di wilayah ini cukup bagus.
Deputi Menteri Koordinator Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Pengendali PNPM Mandiri Sujana Royat memaparkan pengelolaan PNPM Mandiri secara otonom dipilih di Jawa Tengah, karena perekonomian makin tumbuh, terutama untuk kelompok usaha ekonomi perempuan.
Dia mencontohkan usaha dana bergulir untuk simpan pinjam yang dikelola kaum hawa di Kabupaten Kebumen bisa tumbuh setiap tahun.
Dengan pengelolaan PNPM Mandiri secara otonom, kata Sujana, maka Gubernur Jawa Tengah bertanggungjawab secara penuh.
“Jadi pengendalian PNPM khususnya di Jateng sepenuhnya di tangan gubernur Jateng,” papar Sujana dalam lokakarya model linkage Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) di Semarang, Rabu (13/8/2014).
Dia menerangkan DAPM selama ini dikenal sebagai dana pinjaman bergulir yang difasilitasi PNPM Mandiri. Menurut Sujana, DAPM telah mendukung aktivitas peningkatan pendapatan dan pengelolaan usaha berbasis mikro dan kecil bagi masyarakat berpendapatan rendah baik di perdesaan maupun perkotaan.
Pihaknya mengatakan PNPM Mandiri Perdesaan wilayah Jawa Tengah mencatat aset dana bergulir sebesar Rp1,8 triliun yang dikelola oleh 100.325 kelompok peminjam. Adapun total aset secara nasional sebesar Rp 6,6 triliun, dengan lebih dari 440.000 kelompok peminjam atau sekitar 4 juta individu penerima manfaat.
“Kemungkinan aset [Jateng] bisa bertambah menjadi Rp2 triliun, tergantung pertumbuhan perekonomian ke depan,” paparnya.