Bisnis.com, MANGUPURA - Rencana Yodricunda Theistiasih Titihalawa memajukan keberangkatan ke Belanda lebih awal dari rencana awal kini berakhir tragis.
Warga Dalung Permai, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung itu bersama suaminya Arnoud Huizen dan anaknya Clarice Yelena Huizen yang berusia 1,7 tahun menjadi korban pesawat MH17 yang meledak di Ukraina.
Kakak sepupu korban, Martha Titihalawa mengaku mendapatkan kabar pesawat yang ditumpangi adiknya meledak pada dini hari dari ibu korban yang berada di Jakarta.
Dia menjelaskan awalnya korban berencana akan berangkat ke Belanda pada Desember. Namun, karena mendapat informasi pengurusan visa anak susah jika sudah berusia 2 tahun, akhirnya rencana tersebut dimajukan.
Dia mengungkapkan terakhir kali berkomunikasi dengan Yodricunda sesaat sebelum naik pesawat di Bandara Schipol Amsterdam.
"Dia mengirimi foto bertiga, memang sudah biasa. Kami juga sempat komunikasi dia jalan-jalan di Belanda," jelasnya saat ditemui di Jalan Dalung Permai, Kabupaten Badung, Jumat (18/7/2014).
Dia mengatakan adiknya berangkat ke Belanda pada 29 Juni bersama anaknya, Clarice Yelena Huizen yang masih berusia 1,7 tahun. Rencananya mereka bertiga akan kembali ke Indonesia pada 18 Juli.
Keberangkatan wanita yang bekerja di salah satu hotel di Seminyak bagian e-commerce itu untuk menyusul suaminya Arnoud Huizen warga Belanda yang sudah lebih dulu berangkat.
Kini harapan Martha dan keluarganya, mereka dapat segera mendapatkan kejelasan informasi jenasah anggota mereka.
"Pastinya dikembalikan ke keluarga jika ditemukan, tetapi kami minta yang terbaik," jelasnya.
Yodricunda yang tercatat beralamat di Jalan Dalung Permai L3 No.71, Kecamatan Kuta Utara, Kabaten Badung merupakan salah seorang WNI yang menjadi korban pesawat MH17. Selain Yodricunda, dua orang warga Bali Wayan Sujana dan Ketut Wiartini tercatat menjadi korban.