Bisnis.com, JAKARTA-- Forum Komunikasi Pemuda dan Mahasiswa Banten (FKPMB) menyerukan deklarasi damai, untuk mengantisipasi situasi usai pemelihan presiden 2014.
Deklarasi damai tersebut disampaikan dalam diskusi publik, bertema Meretas Perdamaian Pasca Pilpres 9 Juli 2014.
Acara ini dihadiri sekitar 75 orang dari kelompok mahasiswa, tim kampanye capres-cawapres Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jk wilayah Banten.
Amas Tajudin, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten--salah seorang narasumber dalam diskusi itu-- mengatakan munculnya ketegangan di tengah masyarakat, sebagai akibat persaingan diantara capres-cawapres.
Untuk itu, lanjutnya, MUI harus berperan meredakan ketegangan tersebut guna menjaga suasana sejuk dan damai.
Pasca penghitungan hasil suara oleh KPU, lanjutnya, umat Islam sebagai mayoritas, harus mampu berperan dalam membangun dan menjalin perdamaian.
"Pemuda dan mahasiswa hendaknya mengedepankan intelektualitas, dan jangan mudah terprovokasi. Jika ada pelanggaran dalam proses pemilu, hendaknya diserahkan kepada penyelenggara pemilu atau penegak hukum," ujar Amas dalam rilis yang diterima Kamis (17/7/2014).
Pembicara lainnya Mohamad Hudaeri, Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, menuturkan demokrasi pada dasarnya mengatur kelanjutan pemerintahan secara damai.
Namun, adanya perbedaan hasil quict count lembaga survei, mengakibatkan masing-masing pasangan capres mengklaim sebagai pemenang.
Menurut dia, jika tidak disikapi dengan bijaksana, bisa berakibat perpecahan dalam masyarakat yang dampak buruknya dapat dirasakan oleh masyarakat maupun pemerintah.
"Apa yang dilakukan oleh Forum Komunikasi Pemuda dan Mahasiswa Banten, untuk mempertemukan pendukung pasangan kedua capres ini, patut dihargai diharapkan dapat meredam gejala konflik," ungkapnya.
HASIL PILPRES 2014: Pemuda Banten Serukan Deklarasi Damai
Forum Komunikasi Pemuda dan Mahasiswa Banten (FKPMB) menyerukan deklarasi damai, untuk mengantisipasi situasi usai pemelihan presiden 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor : Ismail Fahmi
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu
Polemik Vonis 6,5 Tahun Penjara Harvey Moeis, Apakah Setimpal?
1 jam yang lalu