Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Jerman mengusir pejabat tinggi intelijen AS di Berlin karena dituduh melakukan kegiatan spionase sehingga memanaskan konflik setelah salah satu pejabat menyebutkan hubungan politik kedua negara telah terciderai.
Pejabat Kedutaan Besar AS tersebut diminta meninggalkan Jerman setelah Hakim Federal memulai investigasi kedua atas skandal mata-mata tersebut, menurut keterangan dari kantor Kanselirt Jerman Angela Merkel sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (11/7/2014).
“Pemerintah menilai kegiatan spionase ini sangat serius. Sebuah hubungan yang saling mempercayai dengan AS masih merupakan hal yang sangat penting bagi Jerman. Untuk itu diperlukan saling percaya dan kejujuran," ujar Steffen Seibert, kepala bagian Humas Merkel.
Pertikaian terkait tuduhan kegiatan mata-mata di Jerman kian memanas sehari setelah para pejabat mengonfirmasi atas hasil penyelidikan atas kegiatan mata-mata tersebut. Kondisi itu kian memanaskan hubungan kedua negara terkait tuduhan bahwa Badan Keamanan Nasional AS telah melakukan pemantauan atas hubungan telepon secara luas selain menyadap telepon seluler Markel sendiri.
Langkah pengusiran itu dilakukan setelah Jerman berkali-kali meminta AS untuk bekerja sama menyelesaikan persoalan tersebut. Dalam skandal itu, pihak penyelidik juga menemukan sejumlah pejabat Jerman yang terlibat membeberkan dokumen rahasia kepada agen asing tersebut.