Bisnis.com, BATU - Pemkot Batu, Jawa Timur, akan membangun kandang terpadu untuk peternak sapi perah di wilayahnya. Pembangunan akan dipusatkan di wilayah Toyomerto yang menjadi sentra peternakan sapi perah di Kota Batu.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkot Batu, Arif As Siddiq, mengatakan kandang tersebut diharapkan bisa terealisasi sebelum akhir tahun. “Saat ini sedang proses lelang melalui Layanan Pengadaan Secara Eletronik (LPSE),” kata Arif, Sabtu (5/7/2014).
Kandang bersama tersebut sudah lama digagas oleh Pemkot Batu dan berada di lereng gunung Panderman. Kendati dibangun hanya satu unit, namun keberadaannya mampu menampung tak kurang 100 ekor sapi.
Apalagi kandang juga didukung sistem pengolahan limbah yang diproyeksikan untuk pupuk organik. Pembangunan kandang sendiri bakal menelan anggaran sebesar Rp929 juta dan berasal dari APBD Kota Batu 2014.
Dengan adanya kandang terpadu, maka bisa meminimalisir kandang sapi yang masih parsial atau terpencar-pencar yang sebagian besar berada di pekarangan rumah peternak. “Melalui kandang terpadu ternak bisa terkumpul sehingga akan memudahkan dalam pengelolaan limbahnya,” ujarnya.
Selama ini warga di wilayah Toyomerto mayoritas adalah peternak sapi perah. Bahkan jumlah populasi sapi lebih banyak dibanding warganya.
Melalui kandang terpadu tersebut pihaknya juga berharap bisa dikembangkan menjadi obyek wisata pemerahan air susu sapi. Kendati membangun kandang terpadu, namun pemkot tidak menganggarkan bantuan sapi ke peternak.
“Fokus kami saat ini pembangunan kandang yang sesuai dengan standar internasional di mana limbah [kotoran sapi] bisa dimanfaatkan untuk pertanian,” tambah dia. Setelah kandang beroperasi, dinas pertanian baru akan menganggarkan bantuan sapi perah ke peternak. Hal itu dinilai penting sebagai upaya untuk meningkatkan produksi susu di Kota Batu.
Kepala Bidang Usaha Gabungan Koperasi Susu Indonesia Jawa Timur (GKSI Jatim), Sulistiyanto, menyatakan dukungannya kepada upaya Pemkot Batu tersebut. “Utamanya dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi susu segar di tingkat peternak di Batu yang cenderung turun karena banyak peternak yang sudah beralih profesi,” sebutnya.
Jumlah peternak di Kota Batu lanjut dia susut 20%. Sebagian besar dari mereka itu adalah peternak muda yang tidak mau beternak lagi dan beralih ke profesi lain seperti menjalankan jasa di bidang pariwisata, bergerak di bisnis makanan atau oleh-oleh, menjadi tukang ojek, hingga menjual jasa di bidang penginapan atau home stay.