Bisnis.com, BANDUNG -- Petambak ikan bermodal kecil di kawasan Pantura Jawa Barat terancam gulung tikar menyusul hilangnya ribuan ikan mereka pascabanjir awal tahun lalu.
Saat ini petambak kecil kesulitan modal untuk membeli benih ikan karena keterbatasan dana yang mereka miliki.
Sekjen Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Jabar Budi Laksana mengatakan petambak kecil terancam gulung tikar karena tidak bisa melanjutkan usahanya.
Bahkan, lanjutnya, beberapa petambak kecil yang memiliki areal petambakan kurang dari 1 hektare sudah ada yang gulung tikar.
"Petambak kecil banyak yang merugi akibat ikan di petambakan mereka hanyut terbawa banjir pada awal tahun lalu," katanya kepada Bisnis, Minggu (22/6/2014).
Dia mengakui beberapa hari pascabanjir pemerintah pusat memberi bantuan berupa bantuan benih ikan, namun kurang tepat sasaran.
"Yang banyak menerima benih ikan itu petambak besar, jadi percuma karena petambak kecil tidak banyak yang kebagian," katanya.
Meski demikian, pihaknya sudah memfasilitasi para petambak kecil agar mendapatkan bantuan benih ikan dari pemerintah.
Tak hanya itu, akibat banjir, lahan petambak kecil banyak yang rusak sehingga diperlukan revitalisasi tambak secara keseluruhan.
"Pemerintah diharapkan tidak hanya membantu berupa benih ikan saha, tetapi juga merevitalisasi tambak yang sudah rusak," lanjut Budi.
Dia menjelaskan revitalisasi tambak dilakukan guna menghadapi pasar bebas Asean 2015, agar produksi ikan tambak di Pantura bisa kembali bergairah pascabanjir awal tahun lalu.
Selain itu, pemerintah juga harus membangun infrastruktur yang berhubungan dengan pemasaran. Sehingga ikan yang dirpoduksi bisa lebih luas lagi dipasarkan.
"Selama ini pemasaran ikan masih terfokus di pasar domestik, meskipun ada ekspor namun jumlahnya masih relatif sedikit," tutur Budi.
Pemerintah Jawa Barat berencana menggulirkan bantuan benih ikan bagi petambak di kawasan Pantura dalam APBD Perubahan tahun ini.
Bantuan benih ikan mencapai 6 juta ton bagi enam wilayah antara lain Subang, Indramayu, Cirebon, Karawang, Bekasi, dan Purwakarta. Adapun jenis ikan yang diberikan antara lain bandeng, udang, dan lainnya.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Jawa Barat Jafar Ismail mengatakan mayoritas petambak mengalami kerugian besar akibat gagal panen yang dipicu hanyutnya benih maupun ikan dan udang dari tambak maupun kolam.
"Benih ikan yang disebar mencapai 1 juta ton untuk setiap kabupaten/kota di Pantura," katanya.
Dia menjelaskan masa pemulihan pascabencana, terutama pemulihan kemampuan ekonomi setelah sumber mata pencarianya terganggu banjir, para petambak sangat membutuhkan modal.
Apalagi selama ini, katanya, wilayah Pantura dikenal sebagai sentra produksi tambak budidaya bandeng dan udang.
"Sebagian besar ikan bandeng dan udang merupakan komoditas unggulan untuk pasar ekspor," katanya.
Berdasarkan catatan, tambak ikan tangkap yang terendam banjir seluas 44.325 ha, sementara kolam ikan air tawar yang terendam seluas 966 ha. Selain itu, kerugian pun dialami oleh 543 Unit Pembenihan Rakyat (UPR).