Bisnis.com, ANBAR, IRAK – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk rencana pengiriman 300 penasehat militer ke Irak dan menganggapnya sebagai bentuk intervensi.
Khamenei juga menuduh AS berupaya mengontrol pemberontak Negara Islam Irak dan Suriah (ISIL) yang melaju ke Baghdad dan mengalihkannya ke wilayah Utara dan Barat yang berbatasan dengan Suriah.
Pernyataan pemimpin spiritual Iran tersebut sekaligus membantah spekulasi bahwa dua negara yang bermusuhan tersebut akan bekerja sama untuk membela sekutu mereka di Baghdad.
“Kami sangat menentang intervensi AS dan lainnya di Irak,” katanya kepada kantor berita IRNA, Minggu (22/6). Dia mayakini bangsa, otoritas keagamaan, dan pemerintah Irak mampu mengakhiri kemelut yang terjadi di negeri tersebut.
Iran dan AS kelihatannya terbuka untuk berkolaborasi melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIL) yang merupakan cabang dari Al Qaeda. Hal ini disebabkan pemberontak ISIL berhadapan dengan pemerintah Irak yang didukung AS, dan Presiden Suriah—yang hendak digulingkan AS—yang di-back up Iran.
“Pemerintah AS mencoba untuk menggambarkan pemberontakan sebagai perang sektarian, tetapi apa yang terjadi di Irak bukanlah perang antara Suni dan Syiah,” kata Khamenei yang merupakan penentu terakhir dalam pemerintahan Republik Islam Iran.
Dia juga menuduh AS menggunakan kelompok Suni dan para pendukung Saddam Hussein sebagai usaha untuk menguasai Irak.