Bisnis.com, KIEV - Presiden baru Ukraina, Petro Poroshenko, menyatakan Ukraina tidak akan melepaskan Krimea dan tidak akan berkompromi untuk menjalin hubungan lebih erat dengan Eropa.
Pesan yang menantang Rusia itu disampaikan Poroshenko saat membacakan pidato pelantikannya pada Sabtu, (7/6/2014).
Miliarder berusia 48 tahun tersebut mengambil sumpah jabatan di hadapan parlemen. Dia didukung Barat tetapi bersitegang dengan Rusia. Rusia mencaplok semenanjung
Krimea pada Maret lalu, sepekan setelah protes jalanan menggulingkan pendahulu Poroshenko yang pro-Moskow.
"Warga Ukraina tidak akan pernah menikmati keindahan perdamaian jika kami menjalin hubungan dengan Rusia. Rusia menduduki Krimea yang akan menjadi tanah Ukraina,"kata Poroshenko yang disambut tepuk tangan meriah, seperti dikutip Reuters, Sabtu, (7/6/2014).
Presiden yang dikenal sebagai Raja Coklat itu bermaksud segera menandatangani perjanjian bagian asosiasi dengan Uni Eropa sebagai langkah pertama menuju keanggotaan penuh. Ide ini tidak disukai Moskow yang ingin Ukraina berada di pengaruh post-Soviet.
Poroshenko menekankan perlunya Ukraina bersatu dan pentingnya mengakhiri konflik yang mengancam perpecahan 45 juta penduduk.
"Tidak akan ada pelepasan Krimea. Semua hal termasuk soal pilihan Eropa dan tentang sistem pemerintahan bisa dibahas di meja negosiasi. Tiap upaya perbudakan internal atau eksternal Ukraina akan bertemu dengan perlawanan yang tegas," kata Poroshenko.
