Bisnis.com, WASHINGTON—Amerika Serikat (AS) semakin cemas atas kemajuan militer China sebagaimana terungkap dalam rilis Laporan Tahunan Departemen Pertahanan AS.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa militer China telah meningkatkan doktrin, latihan, senjata, dan penjagaan untuk dapat melakukan serangan yang lebih canggih terhadap AS dan negara lain.
Pentagon memprediksikan pesawat siluman, pesawat tanpa awak, dan misil China dapat menyerang kapal perang, pesawat, dan kapal barang AS.
Namun dalam laporan yang diperlukan oleh Kongres tersebut, tidak menunjukkan seperti apa bentuk serangan itu. Hanya diungkapkan bahwa tahun lalu kemampuan militer China telah setara dengan AS pada 20 tahun lalu.
Peningkatan kemampuan militer mengkhawatirkan karena Negeri Tirai Bambu itu tengah bersengketa dengan tetangganya seperti Jepang, Taiwan, Filipina, dan Taiwan, mengenai batas teritorial
Ni Lexiong, peneliti di Universitas Ilmu Politik dan Hukum Shanghai, menilai laporan tersebut merupakan strategi Pentagon supaya anggarannya tidak dipangkas. "Meski begitu, kecepatan modernisasi Tentara Pembebasan Rakyat--nama institusi militer China--telah melampaui perkiraan negara-negara Barat," katanya.
Menurutnya, gap antara AS dan China kini sekitar 20 atau 30 tahun. Namun, dia memperkirakan, dalam waktu 40 tahun, China bakal menyamai kemampuan militer AS. "Dan, pada kecepatan saat ini, China mungkin melampaui AS dalam 60 tahun," ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China mengatakan peningkatan kemampuan militer merupakan kewajaran dan semata-mata untuk mempertahankan kedaulatan.
"Kami berharap AS menghilangkan biasnya dan secara objektif serta rasional menghormati kemampuan pertahanan China, dan menghentikan penyebaran laporan tersebut," kata Juru Bicara Kemlu, Hong Lei, dalam sebuah pertemuan di Beijing, China, Jumat (6/6/2014).
Song Xiaojun, seorang pengamat militer, mengatakan kepada stasiun televisi CCTV bahwa Laporan Tahunan Pentagon sebagai warisan Perang Dingin. Pada waktu itu, katanya, AS juga membuat studi serupa terhadap ancaman militer Uni Soviet.
Dia juga mengungkapkan kegusaran Beijing juga dilandaskan atas fakta bahwa AS menggelontorkan anggaran militer setara lebih 4% nilai PDB. Ini merupakan anggaran terbesar di dunia, walau ada rencana pemangkasan anggaran.
"Dalam cara berpikir China, ini seperti Anda boleh memakan lima potong roti tapi melarang saya makan setengah potong pun," katanya.