Bisnis.com, JAKARTA—Persoalan kemiskinan ekstrem (extreme poverty) yang melanda lebih dari 900 juta orang di kawasan Asia dan berbagai persoalan lainnya menjadi perhatian utama dalam sidang Asian Parliamentary Assemby (APA) yang berlangsung mulai hari ini, Selasa (3/6/2014).
Demikian dikemukakan oleh Wakil Ketua DPR Pramono Anung Wibowo dalam sambutannya sebelum membuka sidang APA yang dihadiri 47 delegasi dari 12 negara anggota organisasi para anggota parlemen Asia tersebut. DPR kali ini menjadi tuan rumah sidang APA yang berlangsung selama dua hari dengan tema “Alleviating Poverty through the Implementation of Development.”
Menurut Pramono, data kemiskinan dari Asian Development Bank (ADB) tersebut menunjukkan sangat besar dan kompleksnya permasalah kemiskinan di Asia.
Dia mengatakan populasi yang sangat miskin tersebut secara alamiah juga memunculkan beragam permasalahan sosial, ekonomi, politik yang rumit selain bersifat lintas batas dan massif.
“ADB menyebutkan di benua Asia terdapat 900 juta orang yang hidup dalam kondisi extrme poverty. Tatangan yang kita hadapi ini sangat besar, namun akan menjadi prestasi yang sangat mulia bila kita secara bersma berhasil mententaskan permasalahn kemiskinan tersebut,” ujarnya di depan para delegasi negara-negara Asia tersebut.
Selain dari Arab Saudi dan China, turut hadir dalam sidang tersebut di antaranya delegasi dari negara Turki, Malaysia, Iran, Kamboja, Bahrain, Yordania dan Sri Lanka.
Politisi PDIP itu menilai tantangan permassalahn kemiskinan di Asia menjadi lebih rumit karena selain sebagai benua dengan penduduk terpadat di dunia, Asia juga merupakan benua terbasar dengan segala persoalannya. Maklum, Asia dihuni 4,3 miliar penduduk dunia atau sekitar 60% dari jumlah penduduk dunia.
Selain membahas masalah pemberantasan kemiskinan, sidang Apa kali ini membahas masalah pemanasan global dan persoalan keruskan lingkungan.
