Bisnis.com, WASHINGTON - Amerika Serikat Jumat menangguhkan bantuan militer senilai US$3,5 juta untuk Thailand, atau sepertiga bantuan kepada sekutu, dan mendesak warganya untuk mempertimbangkan kembali rencana perjalanan ke negara itu setelah militer mengambil alih kekuasaan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Marie Harf, mengatakan Washington juga sedang meninjau sisa bantuan AS untuk Thailand, yang berjumlah sekitar US$10,5 juta pada 2013, untuk mengupayakan pemotongan lebih lanjut.
"Kami telah menangguhkan sekitar US$3,5 juta ," katanya dalam pendanaan dan pelatihan untuk militer Thailand, kata Harf kepada wartawan.
"Kami meninjau semua program bantuan lainnya untuk menentukan bantuan lainnya yang mungkin kami tangguhkan."
Harf mengatakan Amerika Serikat sedang mencari melalui pendanaan yang dialokasikan untuk badan-badan internasional, termasuk 10 negara blok ASEAN, untuk mengidentifikasi uang yang diarahkan kepada Thailand.
Amerika Serikat telah menghubungi pemimpin junta untuk menyampaikan pesan. "Kami mendesak pemulihan segera pemerintahan sipil, kembali ke demokrasi dan jelas, menghormati hak asasi manusia selama periode ketidakpastian."
Berdasarkan undang-undang dalam negeri, Amerika Serikat wajib untuk menangguhkan bantuan kepada militer asing yang menggulingkan pemerintah terpilih.