Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS UKRAINA: Disanksi Barat, Rusia Dekati China

Sanksi isolasi terhadap Rusia yang meningkat terkait krisis Ukraina, membuat Rusia mengalihkan pandangan dari Barat ke China
Referendum di Krimea/Reuters
Referendum di Krimea/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA-Sanksi isolasi terhadap Rusia yang meningkat terkait krisis Ukraina, membuat Rusia mengalihkan pandangan dari Barat ke China.

Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan berkunjung ke China minggu depan, yang sejauh ini tidak nampak memihak siapapun dalam konteks Ukraina.

Presiden China Xi Jinping sendiri telah menyatakan bahwa hubungan dengan Moskwa sangatlah penting, yang dibuktikan dengan kunjungan luar negeri perdana ke Rusia setelah duduk sebagai China-1.

Namun, hal itu mentah kembali ketika pada saat sidang Dewan Keamanan PBB, saat China memutuskan abstain dalam pemungutan suara, menegaskan bahwa China tidak memihak siapapun dalam krisis Ukraina.

Pakar China-Rusia asal CAST (Badan Riset Rusia) Vasily Kashin menjelaskan, Rusia ingin memperkokoh hubungan dengan China saat Barat memutuskan untuk merenggangkan relasi.

"Prospek hubungan dengan Barat tidak jelas karena krisis Ukraina. Kami sedang menghadapi tekanan ekonomi dan di wilayah keamanan dan sanksi," ujarnya seperti dikutip Reuters, Jumat (16/5/2014).

Dia menambahkan, satu-satunya kekuatan ekonomi utama yang independen dan telah menolak sanksi terhadap Rusia adalah China.

"Saya pikir Putin berharap meraih dukungan China dalam krisis Ukraina. Sebab AS, Barat, telah membuat masalah di Ukraina dengan menuding Rusia. Dan mereka tidak hanya mengincar Rusia," papar Liu Guchang, mantan Dubes China untuk Rusia.

Dia menjabarkan, strategi global AS dan Barat adalah kembali pada Perang Dingin. Setelah Rusia dibereskan, katanya, AS dan Barat akan mengincar Asia Tengah dan China dengan menggunakan Jepang.

Nilai perdagangan antara China dan Rusia sendiri telah berlipat ganda dalam 5 tahun belakangan, serta mencapai titik puncak menembus angka US$89 miliar pada 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper