Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemungkinan Terjadinya El Nino 70% di Kawasan Asia-Australia

Badan Meteorologi Australia mengatakan gejala El Nino yang dapat memberi suhu panas ke bagian Australia dan Asia sembari membawa hujan ke Amerika Selatan, mungkin akan semakin meningkat dalam beberapa bulan ke depan karena suhu di Samudera Pasifik telah memanas.

Bisnis.com, MELBOURNE—Badan Meteorologi Australia mengatakan gejala El Nino yang dapat memberi suhu panas ke bagian Australia dan Asia sembari membawa hujan ke Amerika Selatan, mungkin akan semakin meningkat dalam beberapa bulan ke depan karena suhu di Samudera Pasifik telah memanas.

Kemungkinan peningkatan El Nino selama musim dingin di belahan bumi selatan mencapai lebih dari 70%. Namun begitu, Badan Meteorologi Australia dalam situs resminya menyatakan masih terlalu dini untuk menentukan persentase kemungkinan perubahan cuaca.

“Suhu permukaan dan sub-permukaan laut telah sangat menghangat dalam beberapa pekan terakhir, konsisten dengan keadaan percepatan transisi. Kebanyakan peneliti memprediksi suhu permukaan laut akan mencapai ambang batas El Nino selama musim dingin mendatang,” kata biro, Selasa (8/4/2014).

El Nino mempengaruhi cuaca di seluruh dunia dan dapat mengacaukan pasar pertanian, karena petani harus berjuang menghadapi panjangnya musim kemarau ataupun musim hujan. Hal ini juga dapat menyebabkan badai di Atlantik lebih tenang dan musim dingin yang berangin di Amerika Selatan.

Fenomena ini sering mengakibatkan musim dingin menjadi lebih hangat di seluruh Amerika Utara, lebih banyak hujan dari Brazil selatan hingga Argentina dan kondisi kering di seluruh Asia Tenggara, Indonesia dan Australia Timur.

Gejala El Nino akan datang setelah musim kemarau tahun ini, sehingga mengakibatkan kekeringan pada beberapa daerah pertanian di Brasil. Harga kopi arabika pada tahun ini telah naik 81%. S&P GSCI yang mengukur 8 tanaman konsumsi juga naik 16% pada waktu yang sama.

Menurut Badan Meteorologi Australia, indeks Southern Oscillation, yang menunjukkan perkembangan dan intensitas El Nino atau kejadian La Nina, berada di minus 9. Nilai negatif yang berkelanjutan dan berada di bawah minus 8 menandakan peristiwa El Nino.

Sementara itu, US Climate Prediction Center telah memprediksi kemungkinan El Nino pada bulan lalu. Menurut ilmuwan iklim Michelle L’Heureux, terdapat kemungkinan sebesar 52% bahwa Samudera Pasifik akan menjadi cukup hangat dan memicu gejala El Nino pada akhir musim panas atau awal musim gugur.

MDA Weather Service bulan lalu mengatakan kemungkinan kemunculan El Nino di belahan bumi utara saat musim panas sebesar 75%. Sementara, gejalanya akan mulai merubah cuaca global dari Mei, hal ini akan dimulai dengan gejala ringan selama beberapa bulan yang kemudian memenuhi definisi El Nino.

Menurut Climate Prediction Center, terakhir kali El Nino terjadi pada 2009 hingga 2010, dan sejak itu pendinginan atau yang disebut La Nina dan periode kondisi netral terus terjadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper