Bisnis.com, JAKARTA—Sanksi yang dijatuhkan negara Barat membuat Rusia masuk ke jurang resesi dan kondisi ekonomi negara itu bisa memburuk kalau para pemimpin Uni Eropa dan AS terus memberikan tekanan terkait ketegangan yang berlangsung di Ukraina.
Sanksi yang saat ini difokuskan pada individu melalui larangan pemberian visa dan pembekuan aset diperkirakan akan diperluas hingga ke bidang ekonomi khusus. Namun demikian, popularitas Presiden Rusia Vladimir Putin di dalam negeri melejit.
Mircea Geoana, perwakilan Rumania untuk urusan diplomasi dan proyek ekonomi, mengatakan meski Putin menjadi populer, tetapi sanksi tersebut mulai berdampak. Selain saham Rusia mulai anjlok, kondisi ekonomi mulai memburuk di negara bekas Uni Soviet tersebut.
“Kami tengah menyaksikan awal dari geopolitik baru dan Perang Dingin ekonomi dan saya kira dibutuhkan sedikitnya dua hingga tiga tahun untuk mencapai titik stabil,” ujarnya sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (24/3/2014).
Dia menambahkan bahwa pihak yang akan menanggung biaya atas agresi tersebut adalah rakyat Rusia karena ada perbedaan yang tajam antara kekuatan ekonomi Uni Eropa, AS, dan Rusia.
Indeks saham Russia, Micex anjlok 131% tahun ini dan Indeks MSCI Emerging Markets turun 5,8%. Sedangkan mata uang rubel mengalami pelemahan terbesar kedua terhadap dolar AS setelah Argentina di antara 24 mata uang negara berkembang.