Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Referendum Crimea: Kremlin Ancam Jadikan AS Debu Radioaktif

Seorang pria memegang bendera Rusia merayakan pengumuman hasil sementara referendum di Lapangan Lenin, di pusat kota Crimea, Simferopol./Reuters
Seorang pria memegang bendera Rusia merayakan pengumuman hasil sementara referendum di Lapangan Lenin, di pusat kota Crimea, Simferopol./Reuters

Bisnis.com, MOSKOW –- Ketegangan baru antara Amerika Serikat dan Rusia muncul terkait hasil referendum di Crimea, Ukraina.

 

Kremlin melontarkan ancaman bernada propaganda perang dengan pernyataan bahwa Rusia mampu membuat Amerika Serikat menjadi debu radioaktif.

Pernyataan Kremlin soal kemampuan nuklir Moskow itu disampaikan sebagai respons atas ancamaman sanksi dari Gedung Putih terkait referendum warga di Crimea yang memilih bergabung dengan Rusia.

“Rusia adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki kemampuan nyata untuk mengubah Amerika Serikat menjadi debu radioaktif,” ujar Dmitry Kiselyov, presenter televisi dalam program current affair sepekan yang dibawakannya.

Saat menyatakan hal itu, di belakang Kiselyov nampak gambar awan berbentuk jamur raksasa akibat sebuah ledakan nuklir.

Kiselyov diangkat Presiden Rusia Vladimir Putin pada Desember lalu menjadi kepala pemberitaan kantor berita negara yang bertugas menampilkan Rusia dalam sisi terbaiknya.

Pernyataan Kiselyov tak pelak mengisyaratkan sebuah propaganda perang yang membuat kondisi di Ukraina berada pada ketegangan baru sekaitan dengan referendum di Crimea.

Dalam tayangan itu, televisi Rusia menampilkan gambar warga Crimea yang sedang menari, menyanyi dan merayakan hasil referendum.

Namun, selain itu, juga ditampilkan gambar bagaimana penguasa di Kiev dan barat membiarkan kelompok ultra-nasionalis melakukan penyerangan terhadap kelompok warga Ukraina yang berbahasa Rusia.

Sementara itu pihak pemerintah Ukraina di Kiev dan pihak barat menyalahkan kelompok pro-Rusia atas aksi kekerasan yang terjadi di Ukraina timur dan menyatakan bahwa referendum di Crimea tidak legal.

Amerika Serikat juga mengancam akan menerapkan sanksi kepada Moskow.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper