Bisnis.com, JAKaRTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh menjelaskan Bantuan Siswa Miskin (BSM) merupakan milik personal dan transaksinya bersifat personal, dan bukan kolektif.
Setelah dicermati penyalurannya dari pengalaman yang ada, menurutnya, terdapat tiga kelemahan dalam penyaluran, yaitu fase rekrutmennya, yaitu dalam hal mencari siapa yang akan menjadi kandidat penerima BSM, kemudian fase pengolahan data yang sudah direkrut, dan fase titik penyaluran dari penyalur ke siswa.
"Banyak persoalan dari penyalur ke siswa penerima BSM, menjadi banyak pintu sehingga terjadi adanya potongan melalui pengumpulan, dan sebagainya," ujarnya seperti dilansir laman Kemdikbud, Rabu (5/2/2014).
Mendikbud menjelaskan setelah melalui pemilihan bank penyalur, Kemdikbud pun membuat kesepakatan dengan bank penyalur yaitu BRI. Kesepakatan itu adalah adanya jaminan bahwa transaksi BSM merupakan transaksi personal dan bukan transaksi kolektif, dan setiap siswa tidak diharuskan meninggalkan saldo. Sehingga siswa penerima BSM bisa mendapatkan haknya dengan utuh.
Untuk anak-anak yang tinggalnya sangat jauh, Mendikbud mengatakan, BRI akan mengantarkan sampai ke tempat anak tersebut.
"Mudah-mudahan catatan kelemahan dari penyaluran BSM itu dapat direduksi," tutur Mendikbud.