Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putin: Penggunaan Militer ke Ukraina Pilihan Terakhir

Berbicara pada Selasa (4/3/2014), Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan bahwa penggunaan kekuatan militer ke Ukraina adalah pilihan paling akhir.
Pasukan militer yang diyakini berasal dari Rusia berada di luar wilayah unit militer Ukraina di desa Perevalnoye, perbatasan Simferopol (4/3/ 2014)./Reuters-David Mdzinarishvili
Pasukan militer yang diyakini berasal dari Rusia berada di luar wilayah unit militer Ukraina di desa Perevalnoye, perbatasan Simferopol (4/3/ 2014)./Reuters-David Mdzinarishvili

Bisnis.com, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya keluar dari singgasananya dan mengeluarkan pernyataan terkait krisis Ukraina.

Berbicara pada Selasa (4/3/2014), Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan bahwa penggunaan kekuatan militer ke Ukraina adalah pilihan paling akhir.

Dalam penyataan pers pertamanya setelah Presiden tersingkir Victor Yanukovich terbang dari Ukraina, Putin juga menyatakan bahwa Rusia menyatakan punya hak untuk melakukan intervensi jika terjadi “ketiadaan hukum” di wilayah Timur Ukraina yang penduduknya berbahasa Rusia. Pernyataan itu merujuk pada wilayah berotonomi khusus di Ukraina, Crimea.

Setiap intervensi, ujar Putin, akan berlangsung “secara syah dan berada dalam kerangka hukum internasional.”

Kondisi Ukraina saat ini berada dalam situasi panas dingin. Sejumlah pihak nampaknya memiliki kepentingan.

Kubu pro-Uni Eropa di Ukraina, melalui parlemennya telah menyetujui untuk menerima bantuan pinjaman dari Uni Eropa. Tapi, Presiden Ukraina saat itu tidak pernah menyetujuinya.

Sementara, Uni Eropa berkepentingan dengan Ukraina, salah satunya, karena wilayah ini merupakan jalur penting pasok minyak dan gas alam ke wilayah Eropa.

Amerika Serikat sendiri menilai Ukraina sebagai negara yang pantas dibela, sementara NATO sudah mengingatkan Rusia bahwa Ukraina adalah mitra penting mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper