Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Rusia: Viktor Yanukovych Presiden Ukraina Yang Sah

Presiden Ukraina Viktor Yanukovych yang digulingkan dari pemerintahan sebenarnya masih menjadi kepala negara Ukraina yang sah bahkan jika kekuasaannya diabaikan, kata Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev pada Senin (3/3/2014).
PM Ukraina Dmitry Medvedev
PM Ukraina Dmitry Medvedev

Bisnis.com, MOSKOW - Presiden Ukraina Viktor Yanukovych yang digulingkan dari pemerintahan sebenarnya masih menjadi kepala negara Ukraina yang sah bahkan jika kekuasaannya "diabaikan", kata Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev pada Senin (3/3/2014).

Medvedev mengatakan bahwa Rusia tidak mengakui otoritas baru Ukraina yang mengambil alih kekuasaan di Kiev setelah penggulingan Yanukovych, dan menilai otoritas Ukraina yang hari itu telah melanggar konstitusi.

"Ya, kewenangan Presiden Yanukovych praktis diabaikan, tetapi ini tidak membatalkan fakta bahwa menurut konstitusi Ukraina ia masih kepala negara yang sah," kata Medvedev.

Dalam pernyataan yang ia sampaikan di halaman Facebook-nya, Medvedev tidak secara langsung menyebutkan persetujuan parlemen Rusia yang diperoleh oleh Presiden Vladimir Putin pada akhir pekan untuk mengirim pasukan Rusia ke wilayah Ukraina di tengah kebuntuan politik di Crimea.

Rusia telah memberikan perlindungan kepada Yanukovych, yang pada Jumat untuk pertama kalinya muncul kembali di depan publik, untuk memberikan konferensi pers di kota Rostov-on-Don, di wilayah selatan Ukraina.

Medvedev menyampaikan bahwa Rusia siap untuk mengembangkan "hubungan persaudaraan yang saling hormat dalam berbagai aspek dengan Ukraina" - tetapi tidak dengan otoritas yang menggantikan Yanukovych.

"Ukraina yang kami harapkan bukanlah sekelompok orang yang menumpahkan darah ... dan mengambil alih kekuasaan dengan melanggar konstitusi dan undang-undang lainnya dari negara mereka sendiri," katanya.

"Yang kami inginkan adalah kesatuan seluruh negeri. Sekelompok beragam orang. Ukraina, Rusia, Tatar, Yahudi. Masyarakat yang berbeda dan hidup rukun," tambahnya.

Komentar Medvedev itu berkembang menjadi sebuah persepsi yang tersebar luas di Rusia bahwa pemerintah Ukraina yang baru terdiri dari para nasionalis garis keras yang melayani kelompok minoritas Ukraina.

Pernyataan PM Rusia itu menegaskan bahwa walaupun Rusia tidak senang dengan tindakan Yanukovych, pemerintah Rusia masih belum mengakui otoritas baru di Ukraina sebagai mitra yang sah.

Medvedev juga mengatakan bahwa jika Yanukovych memang bersalah melakukan tindak kejahatan maka prosedur "impeachment" (pelengseran) seharusnya dimulai dengan perlawanan terhadap dia (Yanukovych) di Ukraina.

"Segala sesuatu yang baru ini hanya tindakan sewenang-wenang. Sebuah perebutan kekuasaan. Hal itu berarti bahwa orde baru Ukraina ini akan menjadi sangat tidak stabil. Dan itu akan berakhir dalam suatu pengambilalihan yang baru. Dengan pertumpahan darah lainnya," katanya memperingatkan.

"Rusia membutuhkan Ukraina yang kuat dan stabil. Suatu mitra yang dapat diprediksi dan mampu secara ekonomi. Dan bukan dalam hubungan yang buruk, dimana satu pihak terus berdiri dengan tangan terulur," ujarnya.(Antara/AFP)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper