Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRICS Antisipasi Volatilitas Ekonomi Akibat Tapering

Brasil, Rusia, China, India, dan Afrika Selatan mengantisipasi ancaman gocangan ekonomi akibat keberlanjutan tapering oleh The Fed. Mantan Komite Regulator Perbankan China Liu Mingkang mengatakan pengurangan atas pembelian obligasi tersebut akan menimbulkan volatilitas cukup besar bagi negara di kawasan BRICS.
Pemerintah Afrika Selatan memperkirakan ekonomi tumbuh 1,9% pada tahun lalu, mengindikasikan perlambatan sejak resesi 2009. /bisnis.com
Pemerintah Afrika Selatan memperkirakan ekonomi tumbuh 1,9% pada tahun lalu, mengindikasikan perlambatan sejak resesi 2009. /bisnis.com

Bisnis.com, JOHANNESBURG— Brasil, Rusia, China, India, dan Afrika Selatan mengantisipasi ancaman gocangan ekonomi akibat keberlanjutan tapering oleh The Fed.

Mantan Komite Regulator Perbankan China Liu Mingkang mengatakan pengurangan atas pembelian obligasi tersebut akan menimbulkan volatilitas cukup besar bagi negara di kawasan BRICS.

Seperti diketahui, The Fed mengumumkan pengurangan atas pembelian obligasi sebesar US$10 miliar pada Januari yang berpotensi mengurangi aliran dana segar ke negara lainnya. Keputusan tersebut diambil menyusul pemerintah Amerika Serikat mampu mengurangi angka pengangguran yang menandakan pemulihan ekonomi tengah terjadi.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Arkady Dvorkovich mengemukakan sinyal pengautan ekonomi AS tidak memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.

“Kita tidak melihat adanya indikasi penguatan ekonomi. Semua sinyal itu tidaklah berkelanjutan,” ungkapnya pada Kamis (23/1/2014).

Survei HSBC Holdings Plc and Markit Economics menunjukkan indeks manufaktur China mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam 6 bulan pada Januari 2014. Fakta tersebut mampu memicu resiko pada kegagalan produk investasi biaya tinggi dan meningkatnya biaya pinjaman.

Pemerintah Afrika Selatan memperkirakan ekonomi tumbuh 1,9% pada tahun lalu, mengindikasikan perlambatan sejak resesi 2009.   

“Akan ada perubahan, tapi kami berharap perubahan tesrebut tidak akan mengejutkan banyak pihak,”tekan Menteri Keuangan Afrika Selatan Pravin Gordhan.

Sejak kepastian pengurangan obligasi oleh The Fed diumumkan, performa Rand Afrika Selatan anjlok 6% terhadap dollar. Data Bloomber mencatat performa Rand itu meraih rekor terburuk jika dibandingkan 16 mata uang lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper