Bisnis.com, JAKARTA – Pusaran kasus korupsi yang menyeret beberapa mantan kader Partai Demokrat dianggap bermula dari eksplosifnya sikap mantan bendahara partai tersebut, Nazaruddin.
Muhammad Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer beranggapan ketika Nazaruddin membuka suara dengan lebar kepada publik terkait kasusnya, hal itu menjadi awal yang buruk bagi elektabilitas Partai Demokrat.
“Faktor eksplosif sebenarnya adalah Nazaruddin. Jika diibaratkan, Nazaruddin itu bukan lagi ember yang bocor, tapi sudah ember pecah,” ujarnya dalam diskusi Polemik bertajuk ‘Kado Anas Bikin Panas’, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1/2014).
Menurutnya, jika pada saat itu Nazaruddin tidak menyebut nama proyek Hambalang, mungkin saja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak bergerak secepat ini dalam menangkap orang-orang yang terkait dengan kasusnya.
Adapun kemarin, Jumat (10/1/2014), Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat, resmi sebagai orang pertama pada tahun ini yang dijebloskan ke Rumah Tahanan KPK lantaran diduga menerima gratifikasi dalam megaproyek Hambalang.