Bisnis.com, JAKARTA— Kemungkinan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve mengurangi stimulus ekonomi pekan ini kian besar, dan diduga akan menimbulkan guncangan pasar yang cukup kuat.
Meski belum ada tanda-tanda akan adanya perubahan kebijakan besar ketika para pejabat bank sentral AS akan bersidang pada 17-18 Desember 2013, namun data ekonomi domestik akhir-akhir ini menunjukkan bahwa akhir dari kebijakan belanja obligasi secara masif lebih cepat dari perkiraan.
Pertumbuhan lapangan kerja, peningkatan penjualan ritel, jasa dan tingkat produksi secara keseluruhan di AS, ditambah dengan satu terobosan berupa kesepakatan anggaran di Washington pekan lalu, telah meyakinkan para ekonom bahwa bank sentral akan mengurangi belanja obligasi sebesar US$85 miliar per bulan pada Rabu atau Kamis (19/12/2013) waktu Indonesia.
Pertanyaannya adalah apakah kondisi fiskal AS yang semakin stabil dan isyarat dari Eropa dan Asia akan meyakinkan pembuat kebijakan bank sentral AS, bahwa dukungan moneter dari ekonomi AS bisa dikurangi dan para investor tidak akan bereaksi berlebihan.
"Pengetatan saat ini akan menjelaskan kepada kita ahwa bank sentral AS percaya ekspansi ekonomi terus berlanjut dan kerentanan ekonomi global sedikit berkurang,” ujar David Kelly, chief global market strategist pada JPMorgan Funds sebagaimana dikutip Reuters, Senin (16/12/2013).
