BEIJING— Manufaktur China pada November tumbuh melebihi ekspektasi, mengindikasikan pemulihan ekonomi negara tersebut telah mencapai momentum di tengah upaya pemerintah untuk memberangus pertumbuhan utang.
China Federation of Logistics and Purchasing dan Biro Statistik melaporkan pada Minggu (1/12/2013) indeks Purchasing Managers (PMI) bulan lalu berada pada level 51,4 atau level tertinggi dalam 18 bulan terakhir.
Perkiraan median para analis untuk PMI bulan lalu berada pada level 51,1 atau lebih tinggi dari perkiraan 50,4 pada Oktober dan hasil awal 50,9 yang dilansir HSBC Holdings Plc dan Markit Economics pada 21 November. Indeks di atas 50 mencerminkan adanya ekspansi.
Kestabilan pertumbuhan manufaktur di Negeri Panda dapat memberi ruang gerak bagi Perdana Menteri Li Keqiang untuk mengimplementasikan perubahan kebijakan sebagaimana disepakati Partai Komunis dalam rapat pleno ketiga bulan lalu.
Meski investasi industri naik dan penjualan ritel meningkat 13% tahun ini, China masih menghadapi tantangan lain seperti kelebihan kapasitas industri, pembengkakan
utang korporasi, dan penurunan permintaan ekspor.
“Ini adalah kabar baik bagi pemerintah karena perlambatan sepertinya tidak terlalu signifikan. Selagi pemerintah dapat memastikan pertumbuhan melebihi 7,5%, perhatian kini dapat lebih dicurahkan pada reformasi struktural,” kata Shen Jianguang, Kepala Ekonom Asia di Mizuho Asia Ltd. yang berbasis di Hong Kong.
PMI bagi perusahaanperusahaan besar China naik ke level 52,4 dari 52,3, atau rekor tertinggi dalam 19 bulan. Sementara itu, PMI bagi perusahaan kecil justru turun ke level 48,3 dari 48,5. Para ekonom memprediksi pertumbuhan PDB akan melambat jadi 7,5% tahun de pan dari 7,6% tahun ini. Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan tahun ini 7,5%.