Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ternyata, Golkar Dibentuk Atas Ide Sukarno

Golongan Karya, yang saat ini menjadi Partai Golkar ternyata dibentuk atas ide dan pemikiran dari mantan Presiden Indonesia pertama Sukarno pada era 1950-an.

Bisnis.com, JAKARTA- Golongan Karya, yang saat ini menjadi Partai Golkar ternyata dibentuk atas ide dan pemikiran dari mantan Presiden Indonesia pertama Sukarno pada era 1950-an.

David Reeve, sejarawan asal University of New South Wales, Australia mengatakan pembentukan Golongan Karya (Golkar) oleh Sukarno dibangun atas kejenuhan dan anti partai pada saat itu.

"Tetapi ide tersebut ternyata diambil alih oleh Angkatan Darat. Dan sampai saat ini keterlibatan Sukarno dalam ide pembentukan Golkar seolah dihilangkan," katanya dalam sebuah peluncuran dan diskusi buku berjudul Golkar: Sejarah yang Hilang, Akar Pemikiran dan Dinamika, Jumat pekan ini di Galeri Cemara Jakarta, malam.

Dia menambahkan, Golkar saat itu, dalam kekuasaan Angkatan Darat tak lain adalah untuk menghanguskan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang cukup meraja lela. Padahal, lanjutnya ide Golkar dibentuk untuk pembentukan golongan fungsional.

"Soekarno dalam gagasannya mengatakan, partai-partai politik pada era tersebut tidak mewakili kepentingan masyarakat. Makanya hampir 99 ormas dan golongan diajak bergabung dalam Golkar," katanya.

Akbar Tandjung, yang juga hadir dalam diskusi tersebut mengakui bahwa sejarah keterlibatan Sukarno dalam pembentukan Golkar tidak banyak diketahui oleh orang Golkar sendiri.

"Ini sangat menarik, saya yakin tidak banyak para kader Golkar yang tahu akan sejarah yang hilang seperti yang dikatakan Pak David," katanya.

Dia menambahkan, perubahan Golkar menjadi Partai Golkar sejak dia menjabat sebagai ketua, tak lain hanyalah untuk menyelamatkan suara Golkar.

Jadi, lanjut Akbar, jika pada era reformasi Golkar tidak menjadi partai, pihaknya tidak tahu bagaimana nasib Golkar ke depannya. Era reformasi Golkar banyak dihasut dan dihina keberadaannya. Sampai-sampai banyak kantor Golkar di beberapa daerah dihancurkan.

"Dan yang pasti, setelah berubah jadi partai, kami memiliki suara terbanyak pada 2004. Dan itu merupakan suara murni yang berbeda dari era Orde Baru," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Editor : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper