Bisnis.com, SEMARANG - Sebagai calon mantu raja Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, KPH Notonegoro yang akan menikahi GKR Hayu harus menjalani prosesi nyantri, sebagai wujud pengenalan diri pada budaya dan tradisi kraton.
Nyantri merupakan prosesi untuk mengenalkan calon menantu kepada Kraton Yogyakarta. Pada tradisi ini, calon menantu bernama kecil Angger Pribadi Wibowo itu akan diajari bagaimana hidup sebagai anggota keluarga Kraton Yogyakarta.
"Nyantri ini diibaratkan sebagai training dan meleburnya calon menantu Kraton pada budaya tradisi yang ada di dalam," kata KRT Pujaningrat selaku Penghageng Tepas Dwara Pura atau Humas kraton.
Selain mengenalkan kehidupan di Kraton, nyantri juga dilakukan untuk mengetahui keseharian calon mempelai pria dimana segala perilaku dan tindak tanduk yang ditunjukkan akan menjadi tolak ukur penilaian oleh Kraton.
Sebelum era Sri Sultan Hamengku Buwono IX, prosesi nyantri dilaksanakan selama 40 hari, namun sejak HB IX yang tak lain kakeh GKR Hayu, bertahta, proses dipersingkat seminggu, tiga hari dan bahkan saat ini sehari dan tetap dilaksanakan sebagai pemenuhan tradisi.
"Kraton memahami dan memberikan toleransi andaikata calon menantu memiliki kegiatan lain dan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya," lanjut Pujaningrat.
Prosesi nyantri hanya dilakukan selama satu hari dimana KPH Notonegoro akan diberitahu mengenai adat-istiadat di Kraton seperti cara berbahasa Jawa dengan Sultan, cara menyembah dan ngapu rancang (gesture tubuh Jawa).
Calon mempelai pria juga akan diajarkan laku ndodok, cara berjalan dengan berjongkok yang menjadi simbol perilaku yang sopan.
Prosesi nyantri akan diawali di Mangkubumen terletak di sebelah barat Kraton Yogyakarta merupakan bangunan Kraton yang saat ini berfungsi sebagai bagian Universitas Widya Mataram. Dari Mangkubumen, calon mempelai pria dan keluarganya akan dijemput oleh Utusan Dalem dari Kraton untuk menempati Bangsal Kasatriyan.
Utusan akan menjemput calon mempelai pria menggunakan beberapa kereta kuda dan diiringi oleh pasukan berkuda. Rute yang digunakan adalah dari Mangkubumen menuju ke Magangan dilanjutkan dengan berjalan kaki ke Bangsal Kasatriyan.
Di Bangsal Kasatriyan, calon mempelai pria ditunggu oleh para pangeran. Mulai dari saat ini sampai dengan Ijab Kabul, calon mempelai pria akan tinggal di Bangsal Kasatriyan. Sementara itu, calon mempelai wanita akan berada di Sekar Kedhaton untuk mempersiapkan diri.
Saat prosesi Nyantri ini pula, utusan-utusan dari kelima Kabupaten yang ada di DIY (Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo, dan Kota Yogyakarta) akan mempersembahkan perlengkapan untuk prosesi pemasangan Tarub dan Bleketepe, berupa hasil bumi seperti kelapa, padi, dan tebu.
Calon mempelai wanita juga akan melakukan prosesi Nyantri dengan prosesi berbeda dengan nyantri untuk calon mempelai pria. Pada calon mempelai wanita, prosesi nyantri digunakan sebagai persiapan calon mempelai wanita untuk menghadapi pernikahan.