BEIJING—Perusahaan China menempati peringkat paling rendah dalam sebuah survei publik di kawasan ekonomi berkembang, menimbulkan keprihatinan bahwa kampanye anti korupsi pemerintah China tidak banyak berpengaruh terhadap sektor korporasi.
Sebanyak 33 perusahaan multinasional China mendapat rata-rata nilai 2 dari 10 point dalam survei “Transparency in Corporate Reporting” yang disusun oleh Transparency International yang berbasis di Berlin. Chery Automobile Co., produsen mobil berbasis di Wuhu, China, termasuk dalam 100 perusahaan dengan nilai nol berdasarkan tiga kategori yang diperhitungkan.
Hasil tersebut menarik perhatian mengenai iklim bisnis China yang marak oleh korupsi akibat minimnya ketentuan pelaporan kepada publik. Para pemimpin Partai Komunis yang berkuasa memperingatkan bahwa korupsi mengancam kekuasaan mereka dan memerintahkan investigasi terhadap sejumlah pejabat yang terindikasi korupsi dalam beberapa bulan terakhir.
“Hasil ini menunjukkan banyak perusahaan China tertinggal di setiap dimensi,” kata Transparency International dalam laporannya, seperti dikutip Bloomberg (17/10/2013). “Mengingat peningkatan pengaruh mereka di pasar di seluruh dunia, kinerja yang buruk ini menjadi sebuah keprihatinan.”
Sementara itu, perusahaan-perusahaan India memimpin hasil survei dengan perolehan nilai tertinggi melalui Tata Communications Ltd. dengan skor 7.1 beserta Tata Global Beverages Ltd. dan Tata Steel Ltd. di peringkat kedua dan ketiga. Untuk perusahaan China dengan peringkat tertinggi dalam daftar ditempati oleh Lenovo Group Ltd. di urutan 19.
Juru bicara Lenovo dari Beijing, Angela Lee, belum memberikan tanggapan apapun atas pertanyaan yang dikirimkan lewat e-mail.
Survei tersebut mengukur tiga hal: Laporan program anti-korupsi, transparansi organisasi, dan pelaporan per negara atas pendapatan, biaya, dan pembayaran pajak. (t11)
Perusahaan China Tempati Peringkat Terendah Soal Transparansi
Perusahaan China menempati peringkat paling rendah dalam sebuah survei publik di kawasan ekonomi berkembang, menimbulkan keprihatinan bahwa kampanye anti korupsi pemerintah China tidak banyak berpengaruh terhadap sektor korporasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
17 menit yang lalu
Pramono-Rano Soroti Gap Kaya-Miskin di Jakarta: Ada 42.445 Kampung Kumuh
27 menit yang lalu