Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Dirjen WTO: Polemik Fasilitasi Perdagangan Cuma Soal Implementasi

Bisnis.com, NUSA DUA, Bali – Dirjen Organisasi Perdagangan Dunia Roberto Azevedo meyakini perbedaan pandangan negara maju dan negara berkembang tentang fasilitasi perdagangan hanya menyangkut persoalan implementasi.
Sri Mas Sari
Sri Mas Sari - Bisnis.com 06 Oktober 2013  |  16:35 WIB
Dirjen WTO: Polemik Fasilitasi Perdagangan Cuma Soal Implementasi

Bisnis.com, NUSA DUA, Bali – Dirjen Organisasi Perdagangan Dunia Roberto Azevedo meyakini perbedaan pandangan negara maju dan negara berkembang tentang fasilitasi perdagangan hanya menyangkut persoalan implementasi.

Menurutnya, negara berkembang belum sepenuhnya menerapkan fasilitasi perdagangan, sedangkan negara kurang berkembang atau biasa disebut least developed countries (LDC’s) masih membutuhkan pendampingan teknis untuk menerapkan provisi itu.

“Sehingga, diskusinya bukan lagi pada apakah kita harus melaksanakannya atau tidak, tapi bagimana kita melakukannya dan bagaimana kita membantu,” katanya seusai bertemu dengan para menteri APEC, Sabtu (5/10/2013).

Sejauh ini, banyak negara berkembang menerbitkan kebijakan secara otonom untuk rasionalisasi, harmonisasi dan otomasi prosedur perdagangan, khususnya prosedur kepabeanan dan penggunaan peralatan teknologi informasi.

Negara berkembang menganggap fasilitasi perdagangan sebagai kebutuhan saat ini yang ditangani oleh Organisasi Kepabeanan Dunia (World Customs Organization).

Namun, beberapa negara maju berusaha membawa masalah ini ke WTO, sebagai bagian dari Isu Singapura, yang agaknya ingin membuat standar wajib untuk semua negara secara mengikat.

Azevedo menyatakan tidak condong terhadap salah satu pandangan, tetapi berupaya mencari solusi atas dua kutub tersebut.

Menurutnya, tidak ada keraguan sedikit pun pada negara berkembang dan maju untuk menerapkan fasilitasi perdagangan karena semata-mata soal tahapan implementasi.

“Kecenderungan saya adalah menemukan solusi, apapun itu. Saya tidak punya kecenderungan pada satu pandangan atau yang lain. Saya percaya kedua belah pihak punya perhatian yang absah,” katanya.

Pihaknya akan menciptakan jalan keluar yang memberikan kenyamanan bagi setiap pihak. Sebanyak 15 anggota WTO yang sebagian negara maju dan 12 organisasi dunia sebelumnya mengeluarkan pernyataan bersama pada 8 Juli di Geneva.

Mereka menyatakan akan melanjutkan program asistensi penerapan reformasi fasilitasi perdagangan di negara berkembang dan kurang berkembang setelah sebelumnya mengucurkan US$381 juta untuk program tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Sidang WTO fasilitasi perdagangan roberto azevedo
Editor :

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top