Bisnis.com, PADANG—Kenaikan harga pada lima kelompok pengeluaran menyebabkan Kota Padang mengalami inflasi pada September 2013 sebesar 0,05%.
Kelima kelompok pengeluaran itu adalah makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, dan pendidikan. Masing-masing kelompok pengeluaran berkontribusi antara 0,11% hingga 2,42% terhadap inflasi Kota Padang.
Sementara, kelompok pengeluaran bahan makanan serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan justru mengalami deflasi masing-masing sebesar 1,93% dan 0,29%.
Yomin Tofri, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat mengatakan inflasi September 2013 relatif masih terkendali.
“Masih terkendali. Inflasi disebabkan oleh naiknya harga kelompok makanan jadi, minuman, rokok, serta kelompok perumahan seperti listrik, gas, dan harga bahan bakar,” katanya di Padang, Selasa (1/10/2013).
Yomin mengatakan selama periode September 2013, beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain beras, emas perhiasan, daging ayam, dan upah kuli. Sementara, penurunan harga komoditi terjadi pada cabai, bawang, gula pasir, kentang, dan sayur.
“Beberapa harga komoditi sudah stabil,” ujarnya.
Adapun laju inflasi tahunan Kota Padang sampai September 2013 tercatat sebesar 8,93%. Sedangkan laju inflasi year on year (yoy) terhadap September 2012 sebesar 10,03%.
Menurut Yomin, inflasi Kota Padang mengalami tren peningkatan yoy setiap tahunnya. Pada 2011 inflasi hanya sebesar 7,34%, sempat turun 4,74% pada 2012, dan meningkat tajam tahun ini menjadi 10,03%.
Selain inflasi, Yomin juga mengumumkan indeks harga konsumen (IHK) yang mengalami peningkatan dari 152,59 pada Agustus 2013 menjadi 152,67 pada September 2013.