Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat politik Ahmad Dzakirin berpendapat wacana koalisi dari partai-partai Islam sudah tidak relevan untuk Pemilu 2014, karena muatan kepentingan ideologi kini dapat saja tergeser dengan kepentingan nasional.
"Kini bukan soal ideologi, atau koalisi tetapi 'common interest' dari partai-partai yang akan menyatukan mereka untuk melihat apa sebenarnya kebutuhan utama rakyat dari parpol," kata Dzakirin pada sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (27/9).
Dzakirin menjelaskan telah terjadi tranformasi dari kekuatan Islamis ke arah pos islamis yang dalam perjalanannya akan membawa partai Islam "bergerak" ke tengah.
Membandingkan dengan iklim politik berbasis Islam di Turki, Dzakirin mengatakan Indonesia juga akan melihat bagaiamana basis Islam itu akan lebih kuat jika dipahami dan dimaknai dalam diri individu politisi bukan hanya label partai.
"Orang-orang akan melihat partai itu tidak beragama, yang beragama itu orangnya. Modalitas yang tampak adalah integritas moral," ujarnya, yang telah merampungkan buku tentang Strategi AK Parti di Turki dalam memenangkan Pemilu.
"Label partai Islamis sudah tidak mejadi acuan lagi," ujarnya menambahkan.
Salah satu hal lain yang membuat koalisi partai Islam tidak relevan kembali, kata Dzakirin adalah tidak adanya figur politik yang kuat untuk menyatukan kembali kekuatan partai Islam.
Figur-figur kuat seperti mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid, dia nilai, sudah tidak mampu menjadi ikon kuat untuk mengusung kekuatan koalisi.
Koalisi partai Islam untuk membentuk kekuatan poros tengah jilid II mencuat , ketika forum-forum yang melibatkan sejumlah politisi dari partai Islam mulai kembali diaktifkan, namun dalam beberapa kesempatan melibatkan pula politisi dari partai nasionalis.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali, sebelumnya, pernah mengungkapkan tentang kemungkinan terjadinya koalisi Poros Tengah dari koalisi partai Islam pada Pemilu 2014, seperti yang pernah terjadi saat Pemilu 1999.
"Semua kemungkinan bisa terjadi dalam Pemilu. Syukur-syukur ada poros tengah. Akan tetapi, sekarang kami belum tahu soal arah koalisi pilpres. Keputusan mengenai itu akan mengerucut setelah Pemilu Legislatif 2014," ujarnya.
Dia mengatakan akan sangat membuka diri jika umat Islam berkeinginan kembali bersatu dan mengesampingkan perbedaan-perbedaan yang ada.
"Saya berharap kita semua menjaga kebersamaan dan menyingkirkan segala hal sia-sia yang dapat mengganggu seperti konflik," katanya. (Antara)(Foto:islamedia)
Pemilu 2014, Koalisi Partai Islam Tak Relevan Tergeser Kepentingan Nasional
Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat politik Ahmad Dzakirin berpendapat wacana koalisi dari partai-partai Islam sudah tidak relevan untuk Pemilu 2014, karena muatan kepentingan ideologi kini dapat saja tergeser dengan kepentingan nasional. "Kini bukan soal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Bambang Supriyanto
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
29 menit yang lalu
Jubir RIDO Pede Ridwan Kamil-Suswono Menang Debat Ketiga, Ini Alasannya
50 menit yang lalu