Bisnis.com, JAKARTA - Istana menilai pergantian pucuk pimpinan Australia dari Kevin Rudd kepada Tony Abbott tidak akan mengubah kebijakan politik antara Indonesia dan Australia.
"Saya rasa tidak. Kalaupun ada, mungkin dari sisi gaya atau pendekatan. Tapi dari sisi kebijakan, kan sudah ada platform atau pondasi kerja sama yang sudah disepakati. Itu merupakan landasan, siapapun PM-nya," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah di Kantor Presiden, Selasa (10/9/2013).
Hari ini, Selasa (10/9/2013), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Australia yang baru saja terpilih, Tony Abbot. Inti dari pembicaraan tersebut yaitu ucapan selamat dari SBY kepada Abbot yang baru saja memenangi Pemilu di Australia.
SBY mengharapkan kedua negara dapat membangun dan terus meningkatkan kerja sama pada masa datang.
"PM Abbot juga menyatakan keyakinannya bahwa kedua negara dapat membangun kerja sama yang sangat baik dan menggarisbawahi bahwa Australia merupakan partner yang dapat dipercaya bagi Indonesia," kata Faizasyah.
Menurut Faizasyah, SBY telah mengundang Abbot secara langsung untuk hadir dalam acara KTT APEC di Bali, bulan depan. Kemudian, lanjutnya, apabila memungkinkan, akan ada pertemuan bilateral antara kedua pimpinan negara.
"Presiden menggarisbawahi, dalam pertemuan nanti, apabila waktunya memungkinkan, kedua kepala negara dapat membahas masalah bilateral dan perkembangan di kawasan."