Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Intelejen Negara (BIN) mengkritik alasan over capacity yang kerap dijadikan argumen dalam permasalahan lembaga pemasyarakatan.
Kepala BIN Marciano Norman menilai penjelasan soal over kapasitas lapas merupakan masalah klasik yang sering disorot.
Menurutnya, yang menjadi sorotan dalam permasalahan Lapas seharusnya bukan over kapasitas, melainkan penguatan sistem pengamanan Lapas.
"Penguatan sistem pengamanannya yang harus dioptimalkan. Karena kalau tidak, ini akan terus berlanjut, berlanjut, dan berlanjut," ujar Marciano di sela-sela acara Kongres Kedua Diaspora Indonesia di Jakarta Convention Center, Senin (19/8/2013).
Bahkan, dia mendorong Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk bersinergi dengan Kepolisian RI, bahkan dengan TNI apabila diperlukan, untuk menata kembali sistem pengamanan lapas.
"Tidak hanya pengamanan di tempat yang baru terjadi kerusuhan, tetapi di seluruh lapas di Indonesia," katanya.
Marciano menilai, sinergitas antara lembaga terkait selama ini kurang optimal sehingga menyebabkan peristiwa kerusuhan lapas terus berulang.
Pada Minggu (19/8/2013), puluhan narapidana Lapas Labuhan Ruku, Batubara, Sumatera Utara, mengamuk dan merusak lapas. Pada bulan lalu, peristiwa serupa juga terjadi di Lapas Tanjung Gusta, Medan, Sumatra Utara.
"Sinergitas harus dioptimalkan. Kita tidak bisa bilang itu [sinergitas antar lembaga] makssimal kalau masih terjadi dan terus terjadi. Masa kita mau bilang ke publik kalau kita maksimal?"
Di sisi lain, Marciano menilai proses pemindahan narapidana dari satu tempat ke tempat lain harus melewati seleksi yang ketat. "Karena justru dapat menimbulkan masalah baru di tempat di mana dia ditempatkan."
BIN: Sistem Keamanan Lapas Harus Dioptimalkan, Jika Tidak...
Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Intelejen Negara (BIN) mengkritik alasan over capacity yang kerap dijadikan argumen dalam permasalahan lembaga pemasyarakatan.Kepala BIN Marciano Norman menilai penjelasan soal over kapasitas lapas merupakan masalah klasik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Bambang Supriyanto
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
49 menit yang lalu