Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo mengatakan munculnya kembali kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Minggu (18/08), yang terjadi di Labuhan Ruku Kabupaten Batubara, Sumatera Utara menunjukkan ketidakmampuan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, serta Wamenkuham Denny Indrayana, membenahi manajemen LP.
Pasalnya, katanya, kejadian kerusuhan yang menimbulkan pembakaran disebabkan oleh narapidana dan berbuntut kaburnya napi itu, sudah terjadi dua kali hanya dalam rentang waktu lima pekan. Yakni pertama di LP Tanjung Gusta Medan, dan kemarin di LP Labuhan Ruku Sumatera Utara.
Juga, dalam rentang waktu itu juga, pembobolan Rumah Tahanan (Rutan) di Batam oleh para narapidana. Belum lagi kalau dikaitkan dengan temuan pabrik sabu di LP, serta maraknya peredaran narkotika di LP.
"Menurut saya, ekses ketidakmampuan Menteri Amir dan wakilnya sudah melampaui batas toleransi. Sebab, hanya dalam rentang waktu lima pekan, terjadi beberapa kejadian di beberapa LP tersebut," ujar Bambang dalam siaran persnya yang diterima Bisnis hari ini, Senin (19/8/2013).
Anggota DPR dari partai Golkar itu juga mengatakan setelah terjadinya kasus Tanjung Gusta kemarin, Amir dan Denny mestinya segera mengonsolidasi manajemen pada semua LP. Namun, karena Amir dan Denny tidak mampu mengendalikan bawahannya, konsolidasi manajemen LP tak pernah terwujud.
Dia menegaskan karena itu, Presiden perlu ikut turun tangan memangil keduanya untuk meminta pertanggungjawaban, serta mempertanyakan kesanggupan mereka meneruskan fungsi dan tugas pada jabatan masing-masing.
Di LP Labuhan Ruku kemarin, para narapidana melakukan aksi membakar LP, setelah para narapidana terlibat kerusuhan. Menurut kabar, lapas Kelas II-A Labuhan Ruku hanya berdaya tampung 251 napi, namun saat ini dihuni 874 warga binaan, sehingga terjadi kelebihan penghuni.