Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Properti Stagnan, Pertumbuhan Korsel Terancam

SEOUL—Perlambatan terburuk dalam pasar properti Korea Selatan dapat mengancam pemulihan ekonomi Negeri Ginseng itu, seiring dengan gagalnya kebijakan pemerintah dalam menstimulasi pasar perumahan.

SEOUL—Perlambatan terburuk dalam pasar properti Korea Selatan dapat mengancam pemulihan ekonomi Negeri Ginseng itu, seiring dengan gagalnya kebijakan pemerintah dalam menstimulasi pasar perumahan.

Berdasarkan data dari Pemerintah Kota Seoul, jumlah pembelian apartemen di Ibu Kota Korsel itu anjlok 80% pada Juli dari bulan sebelumya, pada saat pengurangan pajak akuisisi sementara berakhir.

Sementara itu, Kookmin Bank—bank pemberi KPR terbesar di negara tersebut—melaporkan harga perumahan nasional stagnan atau merosot untuk bulan ke-14 berturut-turut hingga Juli.

Ketika dilantik pada Februari, Presiden Park Geun Hye menjadikan kebangkitan pasar real estate sebagai sebuah tujuan utama. Dia telah memberi keringanan pajak pada 1 April guna mendongkrak permintaan dan membuat berbagai kebijakan untuk mengendalikan suplai guna menopang harga properti.

Adanya kemerosotan pada sektor konstruksi menabah risiko bagi Korsel untuk dapat mencapai target pertumbuhan pemerintah tahun ini pada level 2,7%, di tengah penurunan permintaan ekspor dan utang rumah tangga yang hampir memecahkan rekor.

“Pasar properti Korsel karam secara perlahan, sehingga menghambat potensi pertumbuhan ekonomi,” jelas Oh Suk Tae, ekonom SG Securities yang berbasis di Seoul, seperti dikutip Bloomberg.

Dia menambahkan dengan mempertimbangkan besarnya tingkat kemakmuran rumah tangga dalam pasar real estate dan tingginya tingkat ketergantungan terhadap KPR, para konsumen akan terus mengurangi belanja kecuali jika harga properti menunjukkan adanya kestabilan.

Lemahnya pasar perumahan dapat mengancam pertumbuhan ekonomi di negara dengan perekonomian terbesar ke-4 di Asia itu. Padahal, Bank of Korea pada 11 Juli memprediksi pertumbuhan akan kembali melesat ke level 4% pada 2014 dari 2,8% pada tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper