Bisnis.com, JAKARTA – Tank-tank Israel merangsek masuk lebih dalam ke Rafah bagian timur hari Selasa (14/5/2024) dan mencapai sejumlah distrik pemukiman di kota bagian selatan Gaza tersebut.
Sekutu-sekutu internasional Israel dan kelompok-kelompok bantuan telah berulang kali memperingatkan agar tidak melakukan serangan darat ke Rafah yang penuh dengan pengungsi.
Israel mengatakan bahwa empat batalyon Hamas bersembunyi dan operasi ini diperlukan untuk membasmi para pejuang yang tersisa.
Pertempuran kembali terjadi di tempat lain di seluruh Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir, termasuk di bagian utara. Militer Israel kembali ke daerah-daerah di mana mereka telah mengklaim telah membubarkan Hamas beberapa bulan yang lalu.
Pertempuran sengit juga berlanjut di Jabalia pada Selasa malam. Jabalia yang terletak di Gaza utara ini menjadi kamp pengungsi yang dibangun untuk orang-orang Palestina yang mengungsi sejak 75 tahun yang lalu.
"Banyak orang yang terjebak di dalam rumah mereka. Kami kehilangan kontak dengan beberapa kerabat setelah mereka diperingatkan oleh tentara melalui telepon untuk pergi dan mereka menolak," ujar Nasser (57 tahun), seorang ayah dari enam orang anak, seperti dilansir Reuters, Rabu (15/5/2024).
Baca Juga
Di Rafah yang berbatasan dengan Mesir, warga Palestina mengatakan mereka melihat asap mengepul di atas distrik-distrik timur kota itu dan mendengar ledakan-ledakan setelah Israel membombardir sebuah komplek rumah.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, mengatakan telah menghancurkan sebuah kapal pengangkut pasukan Israel dengan rudal Al-Yassin 105 di distrik Al-Salam timur. Serangan ini menewaskan beberapa awak kapal dan melukai yang lainnya.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menolak untuk mengomentari laporan tersebut.
Dalam rangkuman kegiatannya, IDF mengatakan bahwa pasukannya telah menghabisi sejumlah sel teroris bersenjata dalam pertempuran jarak dekat di sisi Gaza di perbatasan Rafah yang berbatasan dengan Mesir. Di bagian timur kota, IDF mengatakan bahwa mereka juga telah menghancurkan sel-sel militan dan sebuah pos peluncuran yang digunakan untuk menembakkan rudal ke arah pasukan IDF.
Tidak Ada Tempat yang Aman
Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric mengatakan Antonio Guterres terkejut dengan eskalasi Israel di dalam dan sekitar Rafah dan penembakan roket tanpa pandang bulu oleh Hamas di sana, juru bicaranya mengatakan pada hari Selasa.
"Warga sipil harus dihormati dan dilindungi setiap saat, baik di Rafah maupun di tempat lain di Gaza. Bagi orang-orang di Gaza, tidak ada tempat yang aman saat ini," kata Dujarric.
Dujarric menambahkan bahwa Guterres kembali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan.
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan pada hari Selasa bahwa Mesir harus dibujuk untuk membuka kembali penyeberangan perbatasan Rafah untuk memungkinkan berlanjutnya pengiriman bantuan kemanusiaan internasional ke Gaza.