Bisnis.com, JAKARTA—Mabes Polri membantah tudingan sejumlah pihak jika pemulangan dua orang yang sebelumnya diduga teroris dalam penyergapan buron kasus terorisme di Tulungagung, Jatim, Senin (22/7) adalah bukti bahwa Densus/88 Antiteror salah tangkap.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri Kombes Pol Agus Rianto mengatakan pihaknya tidak melakukan aksi salah tangkap, melainkan tidak ada bukti yang mencukupi.
Menurutnya, Tim Densus sudah bertindak melalui mekanisme yang sesuai dengan prosedur tetap.
Proses penanganan teroris juga sudah runtut sejak ditangkap sampai ditentukan terlibat atau tidaknya.
Dengan demikian, kecil kemungkinannya apabila dinilai salah tangkap.
“Tinggal kecukupan buktinya, kalau enggak kuat ya enggak bisa. Kami enggak paksakan," kata Kabag Penum, Selasa (30/7/2013).
Meskipun sudah dilepas, Agus menegaskan pihaknya akan tetap memantau dua orang tersebut.
Keduanya yakni Mugi Hartanto (38) dan Sapari (49), ditangkap bersamaan dengan dua tersangka yang tewas ditembak di lokasi kejadian.
Seorang penyidik di lingkungan Densus mengatakan keduanya tidak dijadikan tersangka dan ditahan karena belum ditemukan cukup bukti.\
“[Mereka] tidak cukup bukti untuk kami jadikan tersangka dan kami tahan,” ungkapnya, Senin (29/7).
Setelah memeriksa selama 7 hari, sumber itu mengungkapkan Densus 88 telah memulangkan keduanya kepada pihak keluarga masing-masing pada Minggu (28/7/2013).
Mugi diketahui sebagai seorang guru honer di SD, sedangkan Sapari adalah staf kesejahteraan rakyat (Kesra) di desa. Mereka berasal dari Tulungagung.
Sebelumnya, tim Densus menangkap empat orang terduga teroris, Senin (22/7/2013) sekitar pukul 08.45 Wib di Jalan Pahlawan, Kedung Waru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Mereka diduga terlibat dengan pendaan kasus teror di Medan,di antaranya dengan pentolan teroris Cahya Fitrianta, pelatihan teroris di Poso dengan Santoso dan dengan Badri yang mengirimkan dana ke Poso, serta bom bunuh diri di Mapolres Poso.
Selanjutnya, mereka turut terlibat kasus lainnya yakni perampokan CIMB Niaga Medan, Solo, dan pencarian dana di Bali.