Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah AS Minta Kongres Setujui Penaikan Batas Utang

wikimedia.orgBisnis.com, WASHINGTON - Menteri Keuangan Amerika Serikat Jacob J. Lew mengatakan Kongres harus menaikkan batas utang tanpa menunggu keadaan darurat dan mengingatkan Partai Republik bahwa AS tidak dapat "memotong jalan menuju kemakmuran."

wikimedia.org

Bisnis.com, WASHINGTON - Menteri Keuangan Amerika Serikat Jacob J. Lew mengatakan Kongres harus menaikkan batas utang tanpa menunggu keadaan darurat dan mengingatkan Partai Republik bahwa AS tidak dapat "memotong jalan menuju kemakmuran."

"Kita perlu meningkatkan batas utang dengan cara yang tidak menciptakan krisis. Kongres perlu melakukan tugasnya," kata Lew dalam sambutannya yang disiarkan di NBC Meet the Press hari ini, Minggu (28/7/2013).

Lew muncul dalam pembicaraan akhir pekan ini setelah Presiden Barack Obama memberikan serangkaian pidato mengenai posisinya yang berbeda dengan anggota Kongres dari Partai Republik sebagai upaya memperjuangkan masa depan kelas menengah.

Obama memosisikan usulan belanja untuk pendidikan, infrastruktur dan penelitian sangat penting untuk membantu rakyat Amerika berpenghasilan menengah.

"Washington harus menghentikan permainan yang menyerempet bahaya. Ini bukan tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah," kata Lew.

Berbicara di program ABC "This Week dengan George Stephanopoulos”, Lew mengatakan  Obama "telah membuat segalanya jelas, dia tidak akan merundingkan batas utang" dan "Kongres tidak bisa membiarkan kita gagal bayar."

Ketika kembali dari masa reses Agustus, anggota Kongres dan presiden akan menghadapi beberapa keputusan yang memengaruhi perekonomian, termasuk menentukan tingkat pengeluaran pemerintah federal dan meningkatkan batas utang pemerintah yang dipatok US$16,7 triliun.

Anggota parlemen dari Partai Republik menuntut pemotongan belanja untuk mengompensasi penaikan plafon utang saat Obama justru berargumen penghematan akan menahan pemulihan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper