Bisnis.com, SEMARANG – PT Pelabuhan Indonesia Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) memprediksikan bakal terdapat lonjakan penumpukan kontainer menjelang Lebaran tahun ini sedikitnya meningkat 40% dibanding bulan biasanya.
Peningkatan tersebut menyusul perubahan perilaku eksportir yang lebih memilih mengirim petikemas dan menumpuknya di pelabuhan lebih awal, meski jadwal pemuatan ke kapal masih lama.
Ini sebagai antisipasi eksportir atas surat edaran larangan perjaanan truk yang biasanya keluar sepekan menjelang Lebaran.
General Manager TPKS Iwan Sabatini mengatakan berdasarkan pengalaman Lebaran tahun lalu, dengan aturan larangan pengoperasian angkutan berat menjelang hari H dan pasca Lebaran, berdampak pada perubahan pola pengiriman peti kemas ke pelabuhan oleh eksportir.
“Pada H-7 Lebaran tahun lalu, terdapat lonjakan penumpukan 1.050 kontainer. Padahal pada bulan biasa, hanya mencapai 700 kontainer setiap pekan. Berarti ada kenaikan 350-400 kontainer atau hampir 50%. Untuk tahun ini kami perkirakan juga sekitar itu atau sedikitnya 40%,” tuturnya, Senin (15/7/2013).
Menurutnya, guna mempersiapkan diri terhadap perubahan pola eksportir yang lebih suka memilih mengirim petikemas dan menumpuknya di pelabuhan lebih awal meski jadwal pemuatan kapal masih lama itu, TPKS telah menginstruksikan manajemennya untuk menyiapkan lapangan penumpukan (CY), khususnya saat H-5 hingga H+5 Lebaran
Iwan mengatakan apabila jumlah peti kemas ternyata melebihi kapasitas CY blok ekspor maka manajemen akan memanfaatkan blok impor untuk melakukan penumpukan namun hanya bersifat sementara.
“Dikarenakan pada hari H dan H+1 bertepatan dengan Lebaran, maka praktis tidak ada kegiatan, dan dihimbau kepada forwarding mulai H+2 untuk segera mengambil peti kemas, agar CY di TPKS tidak padat, terutama peti kemas yang sudah diperiksa petugas Bea Cukai (exbehandle),” tuturnya.
Humas TPKS Cahyo Mursito mengatakan TPKS akan mengoptimalkan jam kerja petugas loket melalui penambahan jam kerja hingga pukul 17.00 WIB. “Ini untuk memberikan kelancaran bagi pengguna jasa menyelesaikan pengurusan dokumen delivery,” ujarnya.
Menurutnya, kelancaran penyelesaian dokumen akan berkontribusi pada kelancaran delivery dikarenakan biasa terjadi kongesti peti kemas delivery sejak H-5, sehingga, kecepatan pengurusan dokumen diharapkan mempercepat keluarnya peti kemas dari TPKS.
“Untuk operator TPKS dalam bekerja, tetap akan mengacu pada pelayanan prima dengan memberlakukan layanan bongkar muat 24 jam nonstop dengan jam istirahat 30 menit sehingga tidak menyita waktu kerja efektif operator,” tuturnya.